dc.description.abstract | Akhir-akhir ini, perfilman nasional menunjukkan kebangkitannya dengan beredarnya film-film berlabel 'independen' di pasaran. Yogyakarta sebagai kota budaya juga banyak memproduksi film-film indfe ini. Namun gairah indie filmmaker ini ternyata masih terkendala dengan terbatasnya tempat menggali ilmu (sinematografi), peralatan produksi dan tempat distribusi/ promosi filmnya.
Keberadaan pusat studi dan produksi film di Yogyakarta akan sangat penting artinya dalam memajukan perfilman lokal. Sebagai wadah kegiatan kreatif, fasilitas ini harus dapat memacu kreatifitas para pengguna di dalamnya. Selain itu penampilan bangunannya juga dapat mengekspresikan karakter film indie yang menjadi fenomena baru dalam dunia perfilman nasional.
Ruang yang dapat mendukung kreatifitas diwujudkan dengan penggunaan garis dan bentukan dinamis dalam ruang, penghadiran pengalaman ruang yang berbeda, penggunaan wama hangat dan cerah, kemudahan dalam sirkulasi dan interaksi serta pemenuhan persyaratan karakter fungsi ruang. Sedangkan untuk mengekspresikan karakter film independen pada penampilan bangunan diwujudkan melalui penganalogian makna 'memberontak' ke dalam ekspresiekspresi garis tegas, bersudut, dinamis dan kontras yang disatukan oleh datum. | en_US |