Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Drs. H. Dadan Muttaqien, S. H, M. Hum.
dc.contributor.authorRochmat Taufiq, 15913190
dc.date.accessioned2020-05-29T09:28:55Z
dc.date.available2020-05-29T09:28:55Z
dc.date.issued2020-01-25
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20851
dc.description.abstractBisnis menjadi media bagi manusia untuk mencari rahmat Allah swt berupa keuntungan. Islam sendiri tidak membatasi umatnya dalam mengumpulkan harta kekayaan. Diperbolehkan bagi umat Islam untuk menjadi seorang yang kaya raya bergelimpangan harta, asalkan dalam mengumpulkan harta tersebut sesuai dengan tuntunan Islam. Al-Gazali sebagai ulama muslim memiliki pendapat jika bisnis tidak boleh lepas dari etika. Dengan etika, bisnis akan jauh dari kecurangan yang tentunya merugikan banyak pihak. Dalam pemikiran Al-Gazali, etika bisnis Islam mencakup empat pemahaman, yaitu pemahaman tentang dunia merupakan ladang amal di akhirat, selalu menerapkan nilai-nilai kebaikan moral, mengutamakan kemashlahatan (kesejahteraan sosial) serta menjauhi riba. Penelitian ini akan mengangkat praktek jual beli para pedagang kaki lima (PKL) yang bergabung dalam paguyuban PKL Berjan. Paguyuban ini didirikan di lingkungan Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan sebagai solusi bersama karena lokasi jualan yang sempit. Pembeli kebanyakan adalah para santri baik putra maupun putri dan sebagian pengguna jalan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan etika bisnis Islam perspektif Al-Gazali pada pedagang kaki lima (PKL) yang bergabung dalam paguyuban PKL Berjan. Penelitian ini menggunakan metode antropologi yaitu dengan memaparkan dan mendeskripsikan situasi dan kondisi masyarakat meliputi kondisi sosial dan keagamaan. Hasil dari penelitian ini memberi kesimpulan jika pedagang kaki lima (PKL) Berjan dilihat dari latar belakang berjualan di paguyuban terbagi menjadi tiga golongan, pertama pedagang yang berjualan karena mereka alumni pondok pesantren An-Nawawi dan ikhwan tariqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Kedua, para warga desa sekitar pondok pesantren An-Nawawi yang masih satu kecamatan. Ketiga, orang luar kecamatan dan luar daerah yang bergabung di paguyuban untuk ikut berdagang. Dari ketiga latar belakang tersebut secara garis besar sudah menerapkan etika bisnis Islam perspektif Al-Gazali. Akan tetapi untuk golongan kedua dan ketiga pemahaman akan etika bisnis Islam perspektif Al-Gazali masih kurang sempurna. Hal tersebut tergambar dengan cara mereka mencari tambahan modal ke bank-bank konvensional maupun bank pasar yang menerapkan praktek ribawi.en_US
dc.publisheruniversitas islam indonesiaen_US
dc.subjectEtikaen_US
dc.subjectBisnisen_US
dc.subjectAl-Gazalien_US
dc.subjectPedagang Kaki Lima Berjanen_US
dc.titlePENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PERSPEKTIF AL-GAZALI DI KALANGAN PAGUYUBAN PEDAGANG KAKI LIMA BERJANen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record