Show simple item record

dc.contributor.authorYusuf Wibisono Dwi Putranto, 97522240
dc.date.accessioned2020-03-16T07:56:26Z
dc.date.available2020-03-16T07:56:26Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/18615
dc.description.abstractTugas Akhir ini membahas masalah penjadualan yang diselesaikan dengan aturan Earlmess/Tardiness (E/T). Berbeda dengan aturan-aturan penjadualan pada umumnya, model E/T ini mengenakan penalti baik bagi pekerjaan yang selesai terlalu dini (early) maupun pekerjaan yang terlambat (tardy). Dengan demikian fungsi tujuannya adalah untuk meminimasi simpangan waktu penyelesaian pekerjaan dan due date-nya, baik yang early maupun yang tardy, secara proporsional Model E/T yang akan dikemukakan di sini adalah model untuk mesin singleslage tetapi diterapkan untuk mesin paralel yang identik. Karena itu, terlebih dulu harus dilakukan pengelompokkan pekerjaan pada mesin paralel tersebut. Algoritma yang digunakan adalah algoritma 1(pengelompokkan secara LPT) dan algoritma 2(pengelompokkan secara SPT). Setelah itu, ditentukan start time optimal (S*)pekerjaan pertama pada setiap mesinnya, menggunakan prosedur Rachamadugu. Kemudian dihitung nilai fungsi tujuan total dari jadual yang dihasilkan. Selain itu ditentukan pula due date minimum dari setiap jadual yang dibuat. Untuk itu, akan dicoba penggunaan beberapa kombinasi a (konstanta keproporsionalan untuk bobot penalti ear/mess)dan ß (konstanta keproporsionalan untuk bobot penalti tardiness) untuk membuktikan kebenaran teori Rachamadugu tersebut yaitu a = ß = 1; a = l & ß = 2; a = 2 & ß = 1. Dari kedua algoritma pengelompokkan pekerjaan pada mesin paralel diatas secara umum, algoritma 1 lebih baik dibandingkan dengan algoritma 2. Setelah itu akan dicoba untuk diaplikasikan dengan prinsip penalti dalam sistem riil pada PT Ladunni Globalindo, dengan penalti sebesar a = 4 & ß = 3 setelah memperhatikan dampak dan earlness dan tardiness perusahaan, dengan common due date =90 jam serta akan dipakai duedate minimum apabila waktu penyelesaianya melebihi batas waktu periode pengenaan yaitu 135 jam. Kata Kunci : common duedate, make to order, earliness, tardiness, penalti, start time.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPenjadualan N Job M Mesin Paralelen_US
dc.subjectSingle Stageen_US
dc.subjectTeorema di Rachamaduguen_US
dc.subjectStudi Kasus di PT. LADUNNI GLOBALINDO Yogyakartaen_US
dc.titlePenjadualan N Job M Mesin Paralel pada Single Stage dengan Teorema di Rachamadugu (Studi Kasus di PT. LADUNNI GLOBALINDO Yogyakarta)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record