DAMPAK PENDAMPINGAN PROGRAM SOCIAL ENTREPRENEUR DOMPET DHUAFA YOGYAKARTA PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Abstract
Zakat merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang memiliki potensi besar dalam upaya memberdayakan ekonomi masyarakat. Zakat yang dialokasikan pada usaha produktif lebih memberikan manfaat yang continue pada mustahiq. Dalam usaha meningkatkan potensi zakat produktif, salah satu lembaga amil zakat yaitu Dompet Dhuafa Yogyakarta berusaha memperbaiki programnya yaitu mengganti program social trust fund menjadi program social entrepreneur. Alasan adanya pergantian program adalah kurangnya SDM Dompet Dhuafa untuk mendampingi mustahiq. Sehingga dalam penelitian ini proses pendampingan program menjadi fokus penelitian dalam menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan tujuan dibentuknya program dan meninjau proses pendampingan dengan nilai-nilai dasar ekonomi Islam.
Jenis penelitian ini adalah penellitian lapangan dengan sifat deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologis dan normatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, dokumentasi, dan trianggulasi dengan penentuan informan melalui purposive dan bersifat snowball sampling. Penelitian ini menggunakan sedikitnya tiga teori, yaitu pengawasan, zakat produktif dan ekonomi Islam (nilai-nilai dasar) sebagai tinjauan terhadap proses pengawasan.
Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama proses pendampingan memiliki unsur nilai-nilai dasar pada setiap pelaksanaannya. Kedua, dampak pendampingan program social entrepreneur meliputi memberikan kesempatan dalam memberdayakan masyarakat melalui usaha kelompok, dampak pelaksanaan pengawasan yaitu, memberikan kesempatan mengembangkan usaha dengan menyesuaikan potensi daerah yang ada, mempromosikan potensi daerah setempat, menumbuhkan jiwa kreativitas dan minat berwirausaha masyarakat, membantu dalam meningkatan pendapatan masyarakat, penyebaran luasan usaha penerima manfaat. Dampak negatif pendampingan meliputi produksi usaha cripang yang tidak stabil. Ha ini disebabkan oleh kurang optimal dalam uji kelayakan penerima manfaat