Show simple item record

dc.contributor.advisorMutia Dewi, S.Sos. M.I.Kom
dc.contributor.authorRatu Assyiffa Kusumah, 1532130
dc.date.accessioned2020-01-28T02:09:21Z
dc.date.available2020-01-28T02:09:21Z
dc.date.issued2019-08-19
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/17516
dc.description.abstractPerempuan dan laki-laki secara kaidah memiliki kedudukan yang sama. Namun kesenjangan dan kekerasan terhadap perempuan masih kerap terjadi. Menurut Catatan Tahunan komnas perempuan pada tahun 2015-2017 tercatat sebanyak 13.602 kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Kemudian terdapat peningkatan angka perceraian yang terjadi di DIY sebanyak 4629 kasus pada tahun 2017. Sehingga perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dan perceraian tersebut membutuhkan bantuan dari pihak yang lebih mampu seperti Badan Pemberdayaan Perempuan DIY untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Penelitian ini berlokasi di DIY dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY sebagai objek penelitian. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan komunikasi pemberdayaan pada program pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh BPPM dan apa saja faktor pendukung dan penghambat selama kegiatan berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi objek penelitian. Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstrutivisme.Penelitian ini menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, komunikasi pemberdayaan, model komunikasi pemberdayaan, dan analisis SWOT. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa BPPM telah mengimplementasikan 5 elemen-elemen komunikasi pada program pemberdayaan yang dijalankan. Hal ini dilihat dari bagaimana elemen-elemen komunikasi digunakan selama kegiatan dilaksanakan. Komunikator yang dipilih atau digunakan selama kegiatan pemberdayaan berasal dari orang-orang yang memiliki kompetensi pada bidangnya. Untuk pesan yang disampaikan bersifat edukatif dan persuasif. Sebagian besar kegiatan dilakukan secara tatap muka dengan memanfaatkan saluran komunikasi PowerPoint. Komunikan atau penerima manfaat merupakan perempuan yang tidak mampu secara ekonomi, disabilitas, dan perempuan korban kekerasan. Feedback yang diberikan oleh penerima manfaat terbagi menjadi dua yaitu feedback langsung dan tidak langsung.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectkomunikasi pemberdayaanen_US
dc.subjectpemberdayaan perempuanen_US
dc.subjectBPPM DIYen_US
dc.titleAnalisis Komunikasi Pemberdayaan Pada Kegiatan Desa PRIMA, Politik, dan Perlindungan Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIYen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record