Show simple item record

dc.contributor.advisorPuji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom
dc.contributor.advisorAli Minanto, S.Sos., M.A.
dc.contributor.authorFARRAS RAIHANNA FAUZIYYA, 15321001
dc.date.accessioned2020-01-27T08:32:05Z
dc.date.available2020-01-27T08:32:05Z
dc.date.issued2019-09-20
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/17498
dc.description.abstractERAU merupakan kegiatan rutin di Daerah Kutai Kartanegara dan menjadi salah satu event terbesar di Kota Tenggarong. ERAU merupakan upacara adat yang dilestarikan dari masa kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Pada tahun 2013 event ini terdaftar di CIOFF (International Council of Orgnaizations of Folklore Festivals and Folk Arts) dibawah naungan UNESCO, sehingga festival ERAU menjadi EIFAF (ERAU International Folk & Art Festival). Tahun 2017 merupakan kali ke-5 Erau bergabung di CIOFF yang menjadi salah satu acara adat bertaraf internasional, dalam keberhasilan acara yang diselenggarakan di kota Tenggarong ini menjadi salah satu agenda wisata nasional sehingga setiap tahunnya selalu dikembangkan dengan baik agar dapat memikat wisatawan lokal dan asing. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah bagaimana manajemen event EIFAF yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada tahun 2017. Manfaat dari penelitian ini ialah sebagai bahan masukan untuk penyelenggara event internasional yang akan dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan paradigma post-positivisme dimana Pengetahuan yang berkembang selalu didasarkan pada observasi dan pengujian yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul di dunia “luar sana”. Hasil yang didapat dalam penelitian ini bahwa manajemen event EIFAF tahun 2017 terbagi dalam empat tahapan yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Pada tahapan pertama panitia akan menentukan tujuan dari event hingga koordinasi pra-event antara Dinas Pariwisata dan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. lalu tahap kedua ialah organizing yang mana panitia Dinas Pariwisata akan mengurus EIFAF dan panitia Kesultanan Kutai Kartanegara akan mengurus ERAU, kedua pihak ini tidak menggunakan volunteer dalam kegiatan yang mereka lakukan. Tahap ketiga ialah actuating dimana rapat dan progress harus diselesaikan satu minggu sebelum kegiatan dimulai. Pengunjung dalam event ini mulai dari masyarakat lokal hingga tamu yang diundang untuk menghadiri pesta adat ERAU. Peningkatan pengunjung dapat dilihat dari beberapa destinasi wisata yang memang menjual tiket masuk. Controlling menjadi tahapan terakhir, salah satunya ialah evaluasi yang dilakukan oleh seluruh panitia di akhir kegiatan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEIFAFen_US
dc.subject2017en_US
dc.subjectKutai Kartanegaraen_US
dc.subjectManajemen Eventen_US
dc.titleANALISIS MANAJEMEN EVENT EIFAF TAHUN 2017 KOTA TENGGARONG KUTAI KARTANEGARAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record