PENERAPAN MULTI LEVEL PROMOSI KESEHATAN DALAM PENGEMBANGAN MEDIA EDUKASI DI PONDOK PESANTREN NAHDHATUL ULAMA SALAFIYAH
Date
2019-10-24Author
Mumpuni Wijayanti, Punik
Suryo Prabandari, Yayi
Ismail, Djauhar
Triratnawati, Atik
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang:
Setiap tahun tembakau membunuh enam juta orang di seluruh dunia dan
diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi delapan juta orang pada
tahun 2030. Pada tahun 2013 terdapat 121 juta orang perokok dewasa di ASEAN,
50% di antaranya merupakan warga negara Indonesia. Pemerintah Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur tentang kesehatan, akan tetapi
implementasinya masih menemui banyak kendala di berbagai daerah.
Tujuan
Mengembangkan suatu model promosi kesehatan pondok pesantren sebagai
upaya pengendalian perilaku merokok pada santri.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yaitu dengan
menggabungkan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif, dengan
menggunakan metode sequential exploratory mixed method. Pada penelitian ini,
urutan pertama menggunakan metode kualitatif dan urutan kedua menggunakan
metode kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi
experimental design non randomized dengan desain penelitian one group pretestt
post test design dengan intervensi berupa multilevel promosi kesehatan.
Hasil
Hasil penelitian menyatakan bahwa promosi kesehatan dengan strategi multi
level dapat meningkatkan jumlah santri di bawah 17 tahun dengan pengetahuan,
persepsi, intensi dan perilaku yang baik terhadap kawasan tanpa rokok di pondok
pesantren dan terhadap perilaku merokok santri. Sedangkan untuk kelompok
intervensi pada santri diatas 17 tahun dengan media poster juga dapat menurunkan
pembelian rokok di koperasi pondok, namun dirasakan masih memerlukan
penekanan aturan dari pengurus pondok, keamanan pondok dan Kyai. Ridha kyai
merupakan faktor internal yang mendasari perubahan perilaku merokok santri di
pondok pesantren. Promosi kesehatan akan lebih efektif bila melibatkan kyai
,pengurus pondok, pengurus koperasi dan santri.