RUMAH SUSUN MBR DIKAWASAN SAGAN, YOGYKARTA
Abstract
Kota Yogyakarta sebagai ibu kota provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Hal ini membuat banyak orang tertarik untuk bekerja dan mencari nafkah di kota Yogyakarta. Sehingga menyebabkan
kepadatan penduduk yang meningkat dari waktu kewaktu. Memberikan tekanan sehingga semakin tingginya kebutuhan akan tempat tinggal. Akan tetapi, jumlah lahan dan fasilitas hunian yang tersedia saat ini tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi
tingginya kebutuhan hunian di Yogyakarta secara menyeluruh. Pesatnya urbanisasi di kota-kota besar dan metropolitan telah menyebabkan permasalahan keterbatasan terhadap ketersediaan lahan bagi perumahan.Untuk menyediakan perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) merupakan salah satu solusi dalam penyediaan hunian secara vertikal dengan memanfaatkan lahan secara efektif dan efisien. Rumah susun merupakan salah satu bangunan yang tidak bisa terlepas dari kebutuhan air.Kebutuhan air bersih yang diperlukan bagi rumah susun bisa dikatakan sangat banyak. Selama ini bangunan rumah susun memperoleh air bersih dari PDAM dan air tanah dengan mengunakan sumur. Dengan besarnya kebutuhan air bersih pada suatu rumah susun maka akan semakin banyak pula air tanah yang akan diambil oleh rumah susun tersebut. Jika hal tersebut dilakukan dalam jangka panjang makan akan
berdampak buruk pada lingkungan hidup Yogyakarta. Dari permasalahan tersebut maka konservasi air merupakan salah satu solusi yang efisien dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi rumah susun. Konservasi air yang akan diterapkan adalah sistem memanen air hujan (rainwater harvesting)yang dapat membantu memenuhi kebutuhan air bersih bagi bangunan rumah susun. Untuk memaksimalkan kinerja dari sistem memanen air hujan (rainwater harvesting), maka rumah susun yang akan dirancang menerapkan desain fasad yang dapat menangkap air hujan.
Collections
- Architecture [3658]