Show simple item record

dc.contributor.advisorMuzayin Nazaruddin, S.Sos., M.A
dc.contributor.authorNurani, Atty Rahmalia
dc.date.accessioned2019-11-08T03:41:10Z
dc.date.available2019-11-08T03:41:10Z
dc.date.issued2019-07-16
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/16234
dc.description.abstractFenomena alam seperti bencana banjir sering di Indonesia, salah satunya di Gunungkidul pada tahun 2017. Informasi yang akurat dan objektif tentang bencana sangat membantu relawan, pihak-pihak yang terkait dalam bencana, atau orang-orang yang hendak menyalurkan bantuan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model komunikasi yang terjadi dalam penyaluran bantuan bencana dalam saat masa tanggap darurat bencana banjir di Gunungkidul tahun 2017. Berdasarkan kerangka pikir diatas, penelitian ini hendak menjawab bagaimana model komunikasi dalam penyaluran bantuan bencana dalam masa tanggap darurat bencana banjir Gunungkidul 2017. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan paradigma kritis, dan pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan konten media. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kategori narasumber yaitu: kepala desa, kepala dukuh, donatur, relawan dan penerima bantuan (korban). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa proses dan model komunikasi dalam pemberian bantuan, di antaranya adalah proses dan model komunikasi berbasis birokrasi pemerintah dan proses dan model komunikasi berbasisi relasi personal. Dalam proses dan model tersebut terdapat masing-masing penyampaian kebutuhan bantuan dan penyaluran bantuan. Peneliti menemukan bahwa dari dalam proses dan model komunikasi birokrasi pemerintah dinilai memiliki terlalu banyak tahapan, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Dibanding dengan proses dan model komunikasi berbasis relasi personal baik dalam penyampaian informasi kebutuhan bantuan maupun dalam penyaluran bantuan. Selain itu, birokrasi pemerintah masih ditemui kesimpaingsiuran dalam hal informasi saat darurat. Sehingga donatur lebih memilih melalui model komunikasi berbasis personal. Spokeperson yang selalu muncul dalam kedua proses dan model komunikasi tersebut, yaitu: Kepala Dukuh dan Kepala Desa.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectbanjir Gunungkidul 2017en_US
dc.subjectkomunikasi bencanaen_US
dc.subjectmodel komunikasien_US
dc.titleModel Komunikasi Bantuan Bencana Studi Kasus Komunikasi dalam Penyaluran Bantuan Bencana dalam Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir di Gunungkidul Tahun 2017en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US
dc.Identifier.NIM15321086


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record