HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN PERTUMBUHAN PASCA TRAUMA PADA PENYINTAS BENCANA TSUNAMI SELAT SUNDA
Abstract
Bencana alam merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan, serta penghidupan masyarakat sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerugian fisik, dan psikis. Individu atau sekelompok orang
yang berada dalam kondisi mencekam seperti bencana alam disebut penyintas.
Tedeschi & Calhoun (1996) menjelaskan bahwa kondisi dimana penyintas
berhasil mencapai perubahan positif pasca trauma dipengaruhi oleh tingkat
religiusitas penyintas itu sendiri. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini, yaitu terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan
pertumbuhan pasca trauma pada penyintas bencana Tsunami Selat Sunda. Subjek
pada penelitian ini berjumlah 60 orang penyintas dengan usia >20 tahun. Data
penelitian diperoleh dengan menggunakan skala Psychological Measure of
Islamic Religiousness (PMIR) untuk variabel religiusitas yang diadaptasi dari
penelitian Baiquni & Kurniawan (2013), dan Post-Traumatic Growth Inventory
(PTGI) untuk variabel pertumbuhan pasca trauma yang telah diadaptasi dari
penelitian Subandi, dkk (2014). Berdasarkan uji hipotesis dengan Spearman-Rho
menunjukkan adanya hubungan positif antara religiusitas dengan pertumbuhan
pasca trauma (r = 0.236, p = 0.035).
Collections
- Psychology [2178]