dc.description.abstract | Pesatnya pembangunan dalam beberapa waktu terakhir ini mengikuti tingginya perkembangan
teknologi dalam bidang konstruksi. Alat berat dalam pekerjaan teknik sipil merupakan alat berat yang
biasa digunakan untuk membantu dan juga meringankan pekerjaan manusia dalam pembangunan suatu
struktur. Salah satu alat berat yang sering digunakan pada proyek pembangunan gedung bertingkat
adalah tower crane. Setiap proyek dalam pelaksanaan maupun pemilihan alat berat yang digunakan
berbeda-beda. Pada proyek Pembangunan Gedung Museum Muhammadiyah di Yogyakarta
menggunakan sebuah tower crane yang mana diletakkan pada posisi paling efektif dan efisien
mengingat luasnya lahan pada proyek tersebut. Penelitian ini akan menganalisis perbandingan
Produktivitas tower crane Potain FO/23B di lapangan yang digunakan dalam Proyek Pembangunan
Gedung Museum Muhammadiyah di Yogyakarta dengan Produktivitas tower crane XCMG FO/23B
alternatif secara teoritis dengan spesifikasi yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan tower crane Potain FO 23/B di lapangan
dan mensimulasikan perhitungan Produktivitasnya dengan tower crane XCMG FO 23/B alternatif yang
memiliki spesifikasi yang berbeda. Dalam penelitian akan dilakukan perbandingan spesifikasi,
Produktivitas dan biaya operasional antara kedua tower crane. Produktivitas tower crane merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai atau output dengan seluruh sumber daya yang digunakan atau
input. Output merupakan banyaknya material yang dipindahkan tower crane, sedangkan input
merupakan waktu yang diperlukan untuk memindahkan material dari supply point ke demand atau
tujuan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa Produktivitas tower crane Potain memiliki
Produktivitas sebesar 9.846,87 kg/jam lebih besar dibandingkan dengan Produktivitas tower crane
XCMG sebesar 9.731,30 kg/jam. Selisih perbandingan kedua tower crane sebesar 115,58 kg/jam.
Dalam sisi spesifikasi, tower crane Potain memiliki spesifikasi lebih baik dibandingkan dengan tower
crane XCMG. Dalam spesifikasi ditunjukkan perbedaan mengenai kapasitas motor penggeraknya pada
tower crane Potain dan tower crane XCMG. Kapasitas pengangkatan pada setiap pekerjaan nialinya
dibawah batas kapasitas maksimal tower crane, sehingga kerja tower crane dinilai aman. Pada sisi biaya
operasional, tower crane Potain memakan biaya sebesar Rp 492.521,15 per jam untuk beroperasi yang
mana nilainya lebih besar sebesar 36,64% jika dibandingkan dengan tower crane XCMG dengan biaya
sebesar Rp 360.458,99 per jam. | en_US |