Perbandingan Analisa Pembiayaan Pekerjaan Berdasarkan Analisa BOW, Harga Borongan dan Analisa Langsung (Studi Kasus Pekerjaan Galian, Timbunan dan Beton Bertulang pada Proyek Gedung Aula Kuningan Jakarta)
Abstract
Pada saat ini, kontraktor umumnya membuat harga penawaran berdasarkan
analisa yang tidak seluruhnya berpedoman pada analisa BOW. Analisa yang
digunakan adalah dengan mereduksi atau mengkonversi analisa BOW. Selain cara
tersebut kontraktor juga biasa merencanakan anggaran biaya berdasarkan pengalaman,
walaupun tidak terlepas dari perhitungan analisa BOW.
Metode penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup studi literatur,
wawancara dan observasi. Literatur yang digunakan adalah sumber-sumber yang
digunakan sebagai pedoman atau acuan pembanding terhadap data-data proyek.
Observasi yang dilakukan adalah pada pekerjaan galian tanah pondasi, galian tanah
footplat, urugan pasir bawah pondasi, urugan tanah kembali, beton lantai kerja,
footplat P, footplat PI, balok sloff, kolom K0 dan kolom K, yang dilaksanakan pada
proyek gedung aula Kuningan Jakarta. Wawancara adalah bagian dari metode
pengumpulan data, sebagai pelengkap dari hasil pengamatan pada proyek yang
ditinjau.
Perbandingan biaya antara analisa borongan dan analisa langsung adalah berkisar
antara 13 %- 68 % dari biaya analisa borongan sehingga keuntungan yang diperoleh
pemborong cukup besar.
Ada beberapa item pekerjaan pada analisa langsung yang lebih tinggi dari analisa
borongan bahkan lebih tinggi dari analisa BOW yaitu untuk urugan pasir pada
pekerjaan tanah dan untuk sloof pada pekerjaan beton, namun hal ini tidak
berpengaruh pada keuntungan secara komulatif atau keseluruhan.
Jika dikomulatifkan setiap item-item pekerjaan yang diteliti maka dapat dilihat
selisih yang besar dari tiap kelompok pekerjaan. Total keuntungan yang di dapat
pelaksana proyek untuk item-item yang ditinjau adalah Rp. 503.948.140,72 atau
sebesar 29% dari analisa borongan. Penghematan yang dihasilkan cukup besar.
Berdasarkan analisis BOW, harga borongan dan analisa langsung, dapat
disimpulkan bahwa analisa BOW menghasilkan harga satuan pekerjaan yang
cenderung lebih mahal dari harga borongan dan analisa langsung. Analisa langsung
mempunyai nilai harga satuan pekerjaan yang paling rendah sehingga layak dijadikan
pedoman perhitungan harga satuan pekerjaan.
Collections
- Civil Engineering [4192]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Perbandingan Analisa Pembiayaan Pekerjaan Berdasarkan Analisa BOW, Harga Borongan dan Analisa Langsung (Studi Kasus Pekerjaan Galian, Timbunan dan Beton Bertulang pada Proyek Gedung Aula Kuningan Jakarta)
Erik Ismunandar, 93310204; Edi Sapto Nugroho, 93310080 (Universitas Islam Indonesia, 2004)Pada saat ini, kontraktor umumnya membuat harga penawaran berdasarkan analisa yang tidak seluruhnya berpedoman pada analisa BOW. Analisa yang digunakan adalah dengan mereduksi atau mengkonversi analisa BOW. Selain ... -
Studi Komparatif Indeks Analisa BOW dengan Indeks Analisa di Lapangan pada Pekerjaan Pasangan
Suryana, Muhammad Rizqi; Nuryanto, Imam (UII Yogyakarta, 2001)BOW (Burgerlijke Openbare Werken) adalah ketentuan dan ketetapan umum tentang teknik perencanaan biaya proyek yang ditetapkan tanggal 28 Februari 1921 oleh Pemerintah Belanda, karena kepraktisannya, analisis BOW masih ... -
ANALISA EKONOMIS PERALATAN PULVERIZER UNTUK OPTIMALISASI KEANDALAN PLTU DENGAN SIMULASI MONTE CARLO DAN PENDEKATAN ANALISA BIAYA SIKLUS HIDUP (STUDI KASUS: PLTU REMBANG)
Reza Firdian Mardiansyah, 13916101 (Universitas Islam Indonesia, 2018-02-02)Untuk meningkatkan dan menjaga keandalan pasokan listrik PLTU Rembang (FTP-1) yang menggunakan bahan bakar batubara perlu ditingkatkan keandalan peralatan pembangkit khususnya pada peralatan krusial yang salah satunya ...