| dc.description.abstract | Kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya keterbatasan lahan, dan kebutuhan hunian semakin meningkat. Kampung Pathuk merupakan salah satu contoh dari dampak kepadatan penduduk dimana permukiman menjadi tidak tertata, terdapat hunian yang kurang layak huni, serta menurunnya kondisi lingkungan. Selain itu, terdapatnya industri rumah tangga bakpia yang perlu diwadahi dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian warga. Kemudian, dengan meningkatnya jumlah penduduk tua dari tahun ke tahun menjadikan angka harapan hidup lansia meningkat dibutuhkan kawasan hunian yang memberikan kemudahan, kemandirian dan aksesibilitas dalam melakukan aktivitas dalam berkegiatan. Persoalan rancangan difokuskan terhadap rumah susun yang ramah akan lansia dan mewadahi kegiatan industri rumah tangga. Rumah susun yang ramah lansia berkaitan dengan aksesibilitas pada bangunan, kenyamanan untuk melakukan pencapaian ke suatu tempat ke tempat yang lain. Tata ruang industri rumah tangga belum dapat memberikan akses yang mudah bagi pengunjung. Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data dengan observasi langsung dan wawancara ke lokasi perancangan guna mendapatkan data primer berupa kondisi fisik lingkungan kampung, data kepala keluarga, jumlah idustri rumah tangga. Sementara data sekunder diperoleh dari kajian buku, preseden, kajian literatur dan peraturan terkait yang mendukung. Hasil dari perancangan ini adalah solusi hunian berupa rumah susun di permukiman padat penduduk Kampung Pathuk RW 07. Diwujudkan dalam penataan ruang hunian, penataan ruang industri rumah tangga bakpia serta penataan sirkulasi pengunjung dan penghuni. Sedangkan penerapan ramah lansia diterapkan pada aspek sirkulasi dalam dan luar bangunan serta ruang hunian lansia yang berada pada lantai satu. | en_US |
