Fasilitas Perdagangan Buku dan Taman Pustaka di Yogyakarta
Abstract
Baku merupakan salah satu alat penunjang prestasi pendidikan, karena buku adalah
jendela pustaka. Sebagai sumber informasi ilmu dan pengetahuan, peran ini menimbulkan
perkembangan respon masyarakat terhadap buku secara signifikan. Atas dasar inilah selayaknya
Jogjakarta memiliki Fasilitas Perdagangan Buku dan Taman Pustaka yang mampu menampung
berbagai macam pewadahan buku baik pedagang kecil hingga pedagang besar. Bangunan ini
juga bersifai social yaitu Taman Pustaka (Perpustakaan), guna menyediakan berbagai macam
buku sehingga pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum dapat menggunakannya untuk mencari
ilmu dan menggali pengetahuan dalam wadah yang rekreatif melalui pengolahan tata ruang
dalam dan ruang luar guna menarik minat kansumen,
Tahap skematik desain, gagasan ide bentuk pada gubahan masa dicapai dengan
transformasi kegiatan yang rekreatif dan bersifat komersial. Perpaduan antara fasilitas komersial
dan fasilitas sosial diharapkan menciptakan suatu tata ruang yang mampu memotivasi animo
pengunjung. Orientasi masa di bagi dua bagian yaitu kedalam dan ke luar. Orientasi kedalam di
arahkan pada open space serta masa retailpenunjang yang terdapat fasilitas seperti cafe dengan vegetasi sebagai penyejuk sehingga suasana lebih santai, serta rileks. Orientasi ke luar di arahkan
pada area-area terbuka yang terbentuk oleh masa yang dimanfaatkan sebagai taman dengan
penyedian bangku serta meja taman yang terpadu dengan panggung pentas menjadikan ruang
luar lebih hidup dengan kegiatan-kegiatan dari pengunjung. Untuk skema sirkulasi yaitu
menerapan penggabungan sirkulasi linier dan radial yang membentuk alur sirkulasi yang
menerus. Pada skema tata hijau vegetasi yang dipilih yaitu dengan beberapa kriteria antara lain:
Sebagai peneduh (Kiara payung), sebagai pengarah maupun barrier terhadap kebisingan
(cemara kerucutj, sebagai penutup tanah (rumput gajah).
Pada tahap pengemhangan desain, pembagian ruang dikelompokkan berdasarkan jenis
dan sifat kegiatannya yang terhagi kedalam 6 blok masa dengan pertimbangan memudahkan
pengguna dalam beraktifitas, mempertegas fungsi-fungsi yang ada didalamnya serta
memudahkan pengontrolan dan tidak saling mengganggu pengguna yang lain. Entrance site di
bagi dua yaitu main entrance dan side entrance. Main entrance di letakkan di sebelah utara dan
menghadap kejalan utama (Jln. Urip Sumohardjo ) dengan tujuan memudahkan aksebiliias,
efisiensi, dan kenyamanan baik pengunjung maupun pengelola. Side entrance digunakan untuk
kebutuhan alur sirkulasi service terutama mobil barang, diletakkan di sebelah timur yang dapat
diakses melalui jalan Tribrata dengan pertimbangan memudahkan akses mobil barang serta tidak
mengganggu kegiatan di area lain. Untuk memaksimalkan nilai efisiensi pada fasilitas komersial
ruang retail yang dijual lebih dominan yaitu sekitar 7127.25 m2 atau mencapai lebih dari 60%
dari total luas lantai. Penampilan bangunan pada fasade masih mengacu pada konsep awal yaitu
mempunyai kesan menerima dan kontekstual dengan bangunan daerah Yogyakarta. Diterapkan
melalui entrance bangunan yang lebar serta penggunaan material kaca pada bukaan-bukaannya
disamping untuk memaksimalkan pencahayaan alami, kontekstual ditampilkan dengan
penggunaan atap Joglo yang merupakan ciri khas bangunan Yogyakarta.
Collections
- Architecture [3648]