Show simple item record

dc.contributor.advisorPuji Rianto
dc.contributor.authorCITRA KHARIMANINGTYAS WIDANI, 14321081
dc.date.accessioned2019-03-15T08:57:26Z
dc.date.available2019-03-15T08:57:26Z
dc.date.issued2019-02-19
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/14115
dc.description.abstractDengan sejarah, manusia menjadi lebih sadar akan kejadian yang terjadi di masa lalu, sehingga mereka dapat membuat pilihan dan mempertimbangkan pendapat. Sejarah hubungan masyarakat di masa Orde Baru dan reformasi menjadi sangat menarik untuk diketahui karena Sistem pemerintahan masa lalu dan sekarang sangat berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sejarah hubungan masyarakat di perusahaan, pemerintahan, dan politik serta perbedaan antara era Soeharto sampai sekarang. Humas di 3 sektor tersebut memiliki cara kerja yang cukup berbeda. Humas di perusahaan secara tidak langsung melakukan kegiatan penjualan, sedangkan di pemerintahan lebih berfokus pada membangun kepercayaan masyarakat luas, dan Humas politik juga demikian, terlebih lagi tahun ini merupakan tahun politik, dimana kampanye menjadi salah satu kegiatan konsultan/ humas politik. Metode yang digunakan adalah analisis historis, pengumpulan data dilakukan melalui file tertulis seperti majalah, buku, dan surat kabar, juga wawancara dengan praktisi, akademisi, dosen, dan jurnalis yang telah bekerja sejak orde baru. Kemudian melakukan analisis data yang telah dikumpulkan dan kemudian ditulis hasilnya secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada masa orde baru praktik Humas belum dilakukan secara optimal di ketiga sektor tersebut, salah satunya dikarenakan sistem pemerintahan otoriter yang kemudian berpengaruh pada sistem komunikasi. Di Orde Baru hanya perusahaan multinasional yang telah menjalankan praktik humas secara optimal. Humas Pemerintahan pada masa Orde Baru hanya dijadikan sebagai “penyambung lidah” dimana humas belum memiliki wewenang dalam mengambil keputusan. Begitu pula humas politik, dikarenakan partai politik yang berjumlah sedikit serta hanya orang-orang yang dekat dengan penguasalah yang dapat mencalonkan diri sebagai calon legislatif, menyebabkan fungsi humas belum berjalan baik pada sektor ini. Di era reformasi, para petinggi perusahaan, pemerintah, serta politik telah menyadari pentingnya hubungan masyarakat, karena sistem pemerintahan telah banyak berubah, sehingga komunikasi sudah dapat dilakukan secara 2 arah. Perkembangan tehnologi, perilaku masyarakat, serta kebebasan mengutarakan pendapat menjadi pertimbangan dalam mengikutsertakan humas. Di era ini kerja humas menjadi semakin kompleks, hard skill serta soft skill perlu dimiliki oleh seorang praktisi humas.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPeriode Orde Baruen_US
dc.subjectPeriode Reformasien_US
dc.subjectPraktek Hubungan Masyarakaten_US
dc.titleSEJARAH KEHUMASAN DI INDONESIA (ANALISIS HISTORIS PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASI)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record