ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DAN TURAP BETON MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS (SLOPE STABILITY ANALYSIS WITH GEOTEXTILE AND CONCRETE SHEET PILE REINFORCEMENT USING PLAXIS PROGRAM)
Abstract
Jalan raya Ponorogo-Trenggalek merupakan jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten
Ponorogo dan Kabupaten Trenggalek, Jalur ini menjadi jalur penting untuk untuk transportasi pada
jalur Selatan di Provinsi Jawa Timur. Tahun 2017 Jalan pada stasiun 23 + 600 mengalami
kelongsoran dengan retakan 50 m dan lebar 55 m, pada bagian selatan jalan yang menyebabkan
lereng pada jalan Ponorogo-Trenggalek menjadi amblas. Tujuan penelitian ini adalah melihat faktor
keamanan (safety factor) lereng dan faktor lain yang mempengaruhi stabilitas lereng tersebut.
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu dilakukan analisis potensi kelongsoran pada
lereng Jalan raya Ponorogo-Trenggalek pada kondisi asli dan pada kondisi setelah diberikan
alternative perkuatan. Analisis stabilitas lereng dilakukan secara manual dan menggunakan program
computer seperti Plaxis 8.6. Analisis dilakukan pada kondisi lereng asli, kondisi lereng setelah diberi
geometri baru, kondisi lereng geometri baru perkuatan geotekstil, kondisi lereng perkuatan turap.
Masing-masing tinjauan menggunakan variasi beban yaitu dengan beban gempa dan tanpa beban
gempa. Seluruh tinjauan menggunakan beban kendaraan 15 kN/m2.
Hasil analisis pada lereng asli dengan pemodelan lereng asli tanpa beban gempa didapatkan
safety factor 1,1789, sedangkan pada lereng asli dengan beban gempa didapatkan safety factor
1,1436, kedua nilai tersebut <1,25, maka lereng dianggap labil dan mudah longsor. Pada lereng
geometri baru dengan pemodelan tanpa beban gempa didapatkan safety factor 1,5709, sedangkan
pada lereng geometri baru dengan beban gempa didapatkan safety factor 1,5156. Kedua nilai
tersebut >1,25, maka lereng dianggap aman. pada lereng geometri baru dengan perkuatan geotekstil,
dengan pemodelan lereng tanpa beban gempa didapatkan safety factor 2,3719, sedangkan pada
lereng dengan beban gempa didapatkan safety factor 2,3467. Kedua nilai tersebut >1,25, maka
lereng dianggap aman. pada lereng dengan perkuatan turap dengan pemodelan lereng tanpa beban
gempa didapatkan safety factor 1,7831, sedangkan pada lereng dengan beban gempa didapatkan
safety factor 1,7776. Kedua nilai tersebut >1,25, maka lereng dianggap aman.
Collections
- Civil Engineering [4199]