Homestay di Dusun Pasir Kadilangu, Kulon Progo Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis
Abstract
Pariwisata di Dusun Pasir Kadilangu perlu di kembangkan dikarenakan untuk merespon adanya
pemindahan bandara di Kulon Progo. Dalam pengembanganya masyarakat perlu terlibat dalam kegiatan
pariwisata di Dusun Pasir Kadilangu. masyarakat dan Wisatawan dapat belajar dan bertukar kebudayaan.
Homestay dapat menjawab peluang masyarakat untuk dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan
pariwisata maupun memberikan wawasan kebudayaan masyarakat setempat. Didalam sebuah Homestay,
faktor terpenting adalah kenyamanan bagi pengguna. Selain itu dalam pembangunan sebuah Homestay
akan lebih baik jika penggunaan material yang di gunakan adalah material lokal sehingga akan
mengurangi dampak energi negatif yang di hasilkan dalam penggunaan material itu sendiri. Aspek
ekologi merupakan penentu kenyamanan dalam sebuah hunian itu sendiri. Pencahayaan dan penghawaan
alami maupun penggunaan material lokal adalah salah satu variabel-variabel yang terpenting dalam
aspek ekologis karena dengan memaksimalkanya pengguna mendapatkan homestay yang lebih nyaman,
sehat, dan hemat energi. Permasalahan pada perancangan ini adalah bagaimana merancang homestay
dengan menggunakan pendekatan arsitektur ekologis dengan penekanan pada iklim dan material lokal.
Metode Shade and Control diterapkan pada homestay untuk mengkontrol maupun mengindari
cahaya yang akan masuk kedalam setiap ruangan pada homestay, lalu Cross Ventilation diterapkan ke
dalam homestay untuk merespon pergerakan udara di luar ruangan, dimana akan masuk dan keluar
sehingga udara di dalam ruang akan terus berganti. Untuk material lokal digunakan metode Gelombang
Radar, yaitu pengukuran jarak terjauh dengan jarak maksimal 40 km. Metode ini digunakan pengukuran
dengan cara menempatkan site perancangan ke dalam lingkaran seperti gelombang radar sejauh
maksimal 40 km. Pengujian desain dilakukan dengan menggunakan Software untuk mengukur tingkat
pencahayaan maupun penghawaan alami yang masuk dan menggunakan preseden untuk
membandingkan pengaplikasian penggunaan material lokal terhadap bangunan yang sudah terbangun.
Hasil rancangan berupa desain homestay dengan pemaksimalan bukaan yang pada arah timur
maupun selatan. Lalu penempatan shading pada arah barat untuk mengurangi cahaya panas pada sore
hari. Lalu penggunaan material batu bata, kayu, genteng, dan bambu yang didapatkan dengan maksimal
radius pengambilan sejauh 40 km yang diaplikasikan kedalam homestay dengan cara diekspose.
Collections
- Architecture [3648]