Show simple item record

dc.contributor.advisorNovi Rahmayanti, ST.,M.Eng
dc.contributor.advisorHarsoyo,Dr.,Ir.,M.Sc
dc.contributor.authorArdwitya Wulan Suci Rahmawati, 13511280
dc.date.accessioned2019-02-14T07:23:36Z
dc.date.available2019-02-14T07:23:36Z
dc.date.issued2019-01-30
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13626
dc.description.abstractPembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan bentuk struktur ruang wilayah, sehingga pembangunan infrastruktur memiliki dua sisi yaitu tujuan pembangunan dan dampak pembangunan. Konstruksi ini sengaja dibangun agar laju transportasi menjadi lebih mudah sehingga kebutuhan setiap orang dapat terpenuhi. Jembatan Sirnoboyo merupakan salah satu infrastuktur yang dibutuhkan untuk jalur lintas selatan di Pacitan. Jembatan Sirnoboyo pada awalnya di bangun pada tahun 2015 dengan menggunakan prestressed concrete I girder dan standar pembebanan (RSNIT-02-2005). Pada tugas akhir ini struktur atas jembatan Jembatan Sirnoboyo Pacitan di desain ulang dengan menggunakan 2 jenis balok prategang, yaitu prestressed concrete T girder dan prestressed concrete box girder penampang trapesium. Perencanaan struktur atas jembatan Sirnoboyo Pacitan dilakukan dengan cara analisis bentang balok sederhana bentang 50 meter, dengan bantuan program SAP 2000 V.11 untuk perhitungan slab lantai jembatan. Peraturan yang digunakan dalam analisis ini yaitu Peraturan Standar Pembebanan jembatan (SNI 1725:2016), Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (RSNIT-12-2004) dan Standar Perencanaan Gempa untuk Jembatan (SNI 2833-2008). Hasil akhir perencanaan digambar menggunakan program AutoCAD. Perbandingan ke dua balok prategang ini menggunakan parameter berupa luas penampang dan jumlah tendon dengan jumlah jumlah strans tiap tendon yang sama. Hasil dari desain prestressed concrete T girder meliputi luas penampang sebesar 9,452 m2, jumlah tendon rencana yaitu 20 buah ,jumlah strands pakai yaitu 800 buah, kehilangan gaya prategang 28,83 % dan lendutan sebesar 0,05347 m. Sedangkan hasil dari desain prestressed concrete box girder meliputi luas penampang sebesar 12,289 m2, jumlah tendon rencana yaitu 24 buah, jumlah strands pakai 960 buah, kehilangan gaya prategang 26,8% dan lendutan sebesar 0,0165 m. Dari parameter perbandingan yang sudah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa prestressed concrete T girder relatif lebih efektif digunakan untuk bentang 50 m pada desain struktur atas Jembatan Sirnoboyo.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectJembatanen_US
dc.subjectBeton Prategangen_US
dc.subjectT Girderen_US
dc.titlePERBANDINGAN DESAIN STRUKTUR BALOK SEDERHANA BENTANG 50 METER MENGGUNAKAN PRESTRESSED CONCRETE TGIRDER DAN PRESTRESSED CONCRETE BOX GIRDER (COMPARATION BETWEEN T AND BOX GIRDER OF SIMPLE BEAM PRESTRESSED CONCRETE WITH 50 METER SPAN)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record