MINIMASI WASTE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS DI SP ALUMUNIUM)
Abstract
Pada era sekarang persaingan pada dunia industri semakin ketat. SP Alumunium
adalah suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi wajan dan
ketel. Saat observasi awal, terdapat salah satu informasi bahwa perusahaan terkadang
tidak dapat memenuhi permintaan customer. Salah satu faktor yang menyebabkan
masalah ini terjadi adalah rendahnya produktivitas karena adanya pemborosan. Untuk
melakukan analisis dan perbaikan pada pemborosan tersebut, digunakanlah metode
lean manufacturing, Value Stream Mapping (VSM) dan Failure Mode Effect and
Analysis (FMEA). Hasil yang diperoleh diantaranya waste yang paling dominan terjadi
adalah waste waiting time, defect dan trasnportation. Penyebab dari waste waiting time
adalah adanya bottleneck . Penyebab dari defect berlubang adalah cairan Al terlalu
muda, dan adanya runtuhan cetakan pada cetakan bawah. Penyebab dari defect retak
adalah cetakan wajan yang retak, bahan baku pasir pembuatan cetakan terlalu halus,
dan waktu pengangkatan cetakan terlalu cepat. Penyebab dari defect merayang adalah
cairan Al terlalu keras dan cairan Al terlalu matang. Penyebab dari waste
transportation adalah jarak kedua pabrik jauh, proses material handling terbatas,
kapasitas alat material handling terbatas. Perbaikan yang dilakukan untuk waste
waiting time adalah memindahkan pekerja dari area kerja bubut ke polish sebanyak 3
orang. Perbaikan untuk defect berlubang adalah memberi pengawasan bahwa pekerja
harus mengecek kembali apakah ada maerial asing pada cetakan. Untuk defect retak
dapat mengganti bahan baku pasir pembuatan cetakan menjadi pasir yang lebih kasar.
Untuk defect merayang, bekerjasama dengan supplier yang memiliki kualitas bahan
baku alumunium yang mirip. Perbaikan untuk waste transportasi adalah mengganti alat
material handling dengan kapasitas yang lebih besar. Membuat SOP juga perlu
dilakukan. Setelah usulan perbaikan dilaksanakan, terdapat beberapa perbedaan Hasil
produksi berubah dari 2700 produk/hari menjadi 3600 produk/hari. sedangkan lead
time berubah dari 120180 detik menjadi 118805 detik.
Collections
- Industrial Engineering [2224]