ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PERAKITAN SEPEDA (studi kasus: CV. Dwijaya Bike Madiun)
Abstract
Melihat kondisi perkembangan usaha dewasa ini menyebabkan pebisnis semakin
dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan.
Mengingat perkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat
dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Hal tersebut yang melatarbelakangi
perlu dilakukan studi kelayakan bisnis terhadap CV. DwiJaya Bike Madiun. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui gambaran apakah usaha CV. DwiJaya Bike Madiun layak
untuk dijalankan dari segi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen sumber daya
manusia dan aspek finansial, serta mengetahui tingkat sensitivitas kelayakan usaha ini.
Kelayakan dari aspek pasar dan pemasaran didapatkan berdasarkan peramalan penjualan
dan target penjualan perusahaan, sehingga analisis terbagi menjadi pesimis dan optimis.
Hasil analisis pesimis didasarkan pada hasil peramalan yaitu di tahun 2017 sebesar Rp
2.938.195.808, di tahun 2018 sebesar Rp 3.779.716.768 dan di tahun 2019 sebesar Rp
4.120.954.720 sedangkan hasil analisis optimis didasarkan pada target perusahaan yaitu di
tahun 2017 sebesar Rp3000.000.000, di tahun 2018 sebesar Rp3.800.000.000 dan di tahun
2019 sebesar Rp 4.200.000.000. Adapun strategi 4P CV. DwiJaya Bike Madiun ini perlu
mempertahankan minat konsumen dengan cara memberikan kualitas yang terjamin dan
variansi motif, penentuan harga yang selektif, memberikan kontribusi positif dan perluasan
pasar. Kelayakan dari aspek teknis dan teknologi didapatkan berdasarkan lokasi pemasaran
yang dinilai strategis tanpa menambah jumlah kebutuhan mesin dan alat. Kelayakan dari
aspek manajemen sumber daya manusia didapatkan berdasarkan penyesuaian terhadap
perencanaan produksi sehingga tidak terdapat kebutuhan penambahan mekanik. Kelayakan
dari aspek finansial didapatkan berdasarkan hasil analisis optimis dengan nilai NPV
sebesar 1.748.032.998 dan IRR
MARR (1464%
10%) serta %ROI sebesar 27329,83%
terhadap investasi. Pada analisis sensitivitas investasi usaha ini dapat dikatakan layak
ketika biaya investasi maksimal naik menjadi 256,66%, biaya operasional variabel
maksimal naik menjadi 117.14% dan arus masuk masimal turun menjadi 90,60% untuk
kategori optimis sedangkan investasi untuk kategori pesimis dapat dikatakan layak ketika
biaya investasi maksimal turun menjadi 37,30%, biaya operasional produksi maksimal
turun menjadi 90,47%, dan arus masuk maksimal naik menjadi 105,26%.
Collections
- Industrial Engineering [2235]