Show simple item record

dc.contributor.advisorBerlian Kushari,S.T.,M.Eng
dc.contributor.authorKamilatun Ni’mah Purnaningrum, 14511245
dc.date.accessioned2018-12-06T07:42:42Z
dc.date.available2018-12-06T07:42:42Z
dc.date.issued2018-10-27
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11989
dc.description.abstractTingginya perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi di kota Yogyakarta, membuat jumlah kendaraan yang melewati jalan-jalan di kota Yogyakarta juga meningkat cepat dan membuat kepadatan kendaraan menjadi cukup tinggi, maka diperlukan adanya pemeliharaan dan penambahan kekuatan jalan dengan cara penambahan tebal perkerasan. Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Arteri Selatan - Yogyakarta KM 6.750 – 25.250 yang bertujuan untuk membandingkan desain tebal overlay dengan metode Bina Marga 2017 dan metode AASHTO 1993 yang dititik beratkan pada perbandingan konsep, parameter, prosedur dan hasil desain. Analisis tebal overlay pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan data lendutan Falling Weight Deflectometer (FWD) yang diperoleh dari survei tahunan yang dilakukan oleh P2JN DIY pada Bulan April 2017. Data lendutan FWD diuji dari stasiun 0+000 - 18+400 yang dilakukan per 400 meter. Konsep desain pada metode Bina Marga 2017 adalah metode mekanistik empiris, sedangkan metode AASHTO 1993 menggunakan metode empiris. Pada Bina Marga 2017 menggunakan beban sumbu standar 8,16 ton, atau yang setara dengan 18 kips ESAL pada metode AASHTO 1993. Metode Bina Marga 2017, LHR yang digunakan hanya berupa kendaraan berat, sedangkan pada AASHTO 1993 yaitu berupa kendaraan ringan dan juga kendaraan berat. Faktor penyesuaian pada Bina Marga 2017 yaitu berupa koreksi beban, musim, temperatur dan penyesuaian FWD ke BB, sedangkan pada AASHTO 1993 hanya berupa faktor koreksi suhu. Prosedur desain pada Bina Marga 2017 yaitu dengan menggunakan grafik berdasarkan nilai CESA4 dan nilai lendutan wakil, sedangkan untuk AASHTO 1993 menggunakan nilai lintas ekuivalen, nilai MR tanah dasar dan nilai Ep, sehingga diperoleh nilai SNeff, SNf dan koefisien lapisan. Hasil desain pada metode AASHTO 1993 cenderung lebih besar dibandingkan metode Bina Marga 2017. Metode Bina Marga 2017 menghasilkan tebal overlay sebesar 4 cm dengan design traffic sebesar 10.306.628,732, sedangkan metode AASHTO 1993 menghasilkan tebal overlay sebesar 6,5 cm dengan design traffic sebesar 12.966.750,64.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAASHTO 1993en_US
dc.subjectBina Marga 2017en_US
dc.subjectFalling Weight Deflectometer (FWD)en_US
dc.subjectOverlayen_US
dc.titlePERBANDINGAN DESAIN TEBAL LAPIS TAMBAH DENGAN METODE BINA MARGA 2017 DAN AASHTO 1993 MENGGUNAKAN DATA LENDUTANen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record