| dc.description.abstract | Simpang tidak bersinyal 3 lengan Jl. KRT Pringgodiningrat - Jl. Parasamya Sleman, merupakan salah satu simpang yang yang menghubungkan banyak pusat kegiatan masyarakat. Dengan banyaknya aktifitas kendaraan tanpa adanya sinyal dan rambu yang cukup memadahi, maka sangat mudah berpotensi terjadinya kecelakaan dan ketidakteraturan di persimpangan terutama pada jam - jam sibuk. Dari data yang tercatat oleh LAKALANTAS Polres Sleman, terdapat 12 kali kecelakaan selama tahun 2012 – 2016 pada simpang, sehingga pelayanan jalan yang memadai dibutuhkan oleh pengguna jalan dengan redesign simpang tak bersinyal menjadi bundaran.
Dalam analisis kinerja simpang tak bersinyal dan kinerja bundaran, perhitungan menggunakan MKJI (1997), dengan analisis desain bundaran menggunakan Pedoman Perancangan Bundaran untuk Persimpangan Sebidang (2004).
Dari analisis kondisi eksisting simpang pada jam puncak, didapat nilai derajat kejenuhan (DS) dan tundaan simpang (D) sebesar 0,44 dan 7,03 det/smp. Pada kondisi simpang masa depan dengan adanya pertumbuhan kendaraan, pada tahun 2023, nilai derajat kejenuhan (DS) sudah melebihi syarat kurang dari 0,75, yaitu sebesar 0,81 dengan nilai tundaan simpang (D) adalah sebesar 10,44 det/smp. Pada simpang dengan desain bundaran, kondisi simpang eksisting menjadi lebih baik dengan nilai derajat kejenuhan (DS) pada jalian BC, CD dan DB adalah sebesar 0,38, 0,33 dan 0,32 dengan nilai tundaan bundaran (DR) adalah sebesar 6,70 det/smp. Pada simpang desain bundaran, simpang dapat bertahan hingga tahun 2023 dengan nilai derajat kejenuhan (DS) pada jalinan BC, CD dan DB adalah 0,71, 0,60 dan 0,47 dengan besar tundaan bundaran (DR) adalah 9,79 det/smp, akan tetapi, dengan nilai derajat kejenuhan (DS) pada jalinan BC yang sudah melebihi 0,75 pada tahun 2024 sebesar 0,79, nilai derajat kejenuhan (DS) pada jalinan CD dan DB masih cukup bagus, yaitu 0,67 dan 0,52 dengan nilai tundaan bundaran (DR) sebesar 11,21 det/smp. | en_US |
