Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Swamedikasi Masyarakat Di Dusun Pandak Kabupaten Bantul
Abstract
Latar Belakang : Swamedikasi adalah proses pengobatan yang dilakukan sendiri
oleh seseorang tanpa menggunakan resep dari dokter. World Health Organization
(WHO) mengatakan bahwa swamedikasi merupakan penggunaan obat untuk
mengobati gejala yang didiagnosis sendiri.
Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan
perilaku swamedikasi serta mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
sikap dan perilaku swamedikasi masyarakat di Dusun Pandak.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian obesrvasional dengan
pendekatan cross-sectional. Kriteria inklusi responden adalah penduduk Dusun
Pandak, Bantul yang pernah melakukan swamedikasi dengan usia minimal 18
tahun, dapat membaca dan menulis, serta bersedia untuk mengikuti penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan proportional sampling.
Pengetahuan, sikap dan perilaku swamedikasi diukur dengan kuesioner yang telah
tervalidasi dari penelitian sebelumnya. Data univariat dianalisis secara deskriptif
sedangkan data bivariat dianalisis dengan uji chi square.
Hasil : Terdapat 117 responden yang memenuhi kriteria inklusi, sebagian besar
adalah perempuan (73,5%), rata-rata usia 42 tahun. Pusing dan flu menjadi alasan
terbanyak responden melakukan swamedikasi. Obat yang paling banyak
digunakan masyarakat dalam melakukan swamedikasi adalah Paracetamol dan
kombinasi obat flu. Terdapat swamedikasi dengan obat yang termasuk kategori
obat keras seperti Dexamethasone, Methylprednisolone, Betametasone, Natrium
diklofenak, Metampiron, dan beberapa obat lainnya. Rata-rata skor pengetahuan
adalah 5,27 (skor maksimal 9), jawaban benar untuk pernyataan mengenai
golongan obat dijawab benar oleh 5,98%. Rata-rata skor sikap dan perilaku
swamedikasi baik. Pada analisis bivariat, tidak terdapat hubungan signifikan
antara pengetahuan dan sikap swamedikasi (p=0,066). Pengetahuan dan perilaku
swamedikasi tidak memiliki hubungan signifikan (p=0,300). Hubungan antara
sikap dan perilaku swamedikasi juga tidak signifikan (p=0,334).
Simpulan : Tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap
dan perilaku swamedikasi masyarakat di Dusun Pandak, Kabupaten Bantul.
Collections
- Medical Education [2418]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Hubungan Faktor Sosiodemografi Terhadap Pengetahuan Swamedikasi dan Penggunaan Obat Common Cold di Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tahun 2016
Sulistiyono, Sulistiyono (Universitas Islam Indonesia, 2017-03-01)Common cold adalah iritasi atau peradangan selaput lendir hidung akibat infeksi dari suatu virus, sehingga hidung menjadi tersumbat dan sulit bernafas. Upaya untuk mengatasi penyakit tersebut antara lain dengan melakukan ... -
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI PADA MASYARAKAT DI DESA SUKOHARJO
DITYA AYU NATALIA, 14613146 (Universitas Islam Indonesia, 2018-07-16)Pengobatan sendiri (swamedikasi) adalah pengobatan penyakit ringan dengan obat yang dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Pengetahuan swamedikasi yang kurang, sering mengakibatkan kesalahan dalam prosesnya mulai ... -
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI PADA MASYARAKAT DI DESA SARIHARJO
Puspita Fitri Handayani, 14613139 (Universitas Islam Indonesia, 2018-07-16)Swamedikasi adalah upaya mengatasi gejala penyakit maupun penyakit menggunakan golongan obat tertentu. Kesalahan dalam swamedikasi dapat terjadi karena keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap obat dan cara penggunaan ...