Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di Indonesia, Setelah Pemberlakuan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Pendekatan Data Envelopment Analysis)
Abstract
Pertumbuhan perekonomian suatu bangsa tergantung pada sector riil yang berkembang dan perkembangan sector riil tergantung pada perkembangan sector keuangan sebagai lembaga perantara keuangan (Financial Intermediary), dengan tersebut maka peran perbankan sangat diperlukan untuk membangun suatu bangsa agar lebih baik dengan besarnya peran perbankan yang ada sekarang maka diperlukan lembaga keuangan yang sehat dan efisien dalam menjalankan perbankan sebagai lembaga keuangan yang penuh dengan resiko.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis DEA (Data Envelopment Analysis) sebagai alat untuk menganalisis tingkat efisiensi perbankan syariah baik bank umum syariah dan bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah pada tahun 1999-2004, dapat diketahui bahwa bank umum syariah memiliki tingkat efisiensi yang paling tinggi adalah Bank Syariah Mandiri (BMI) dan barn disusul oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI), dan pada bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah semua bank seperti (IFI, BRI, Danamon, Bukopin, Jabar, dan HSBC) adalah bank-bank yang memiliki tingkat efisiensi 100 % dan bank yang memiliki tingkat efisiensi dibawah 100 % adalah bank BNI dan BIL
Dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan yang belum efisien dimasa yang akan datang pihak manajemen dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola keuangannya secara optimal. Salah satu upaya untuk perbaikan nilai tingkat efisiensi pada bank adalah dengan mengevaluasi penggunaan input dan outputnya agar lebih baik lagi. Apabila hal ini bisa dilakukan, insyallah kinerja bank bank tersebut akan meningkat sehingga nilai efisiensinya juga akan meningkat.
Collections
- Economics [2260]