Pengaruh Infusa Daun Dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC) terhadap Gross Morfologi Janin dan Histopatologi Organ pada Tikus Betina Putih Galur Wistar
Abstract
Uji keteratogenikan merupakan salah satu uji toksikologi yang bersifat
khas. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh makin maraknya penggunaan obat
tradisional di masyarakat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah infusa daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC) menyebabkan
kelainan atau cacat bawaan pada janin tikus putih galur wistar pada masa
organogenesis. Penelitian cb'lakukan dengan menggunakan 32 ekor tikus betina
putih galur wistar yang siklus estrusnya teratur, umur 3-4 bulan dan bobot 150-
300 gram. Hewan uji secara acak dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok
berjumlah 8 ekor. Satu kelompok merupakan kelompok kontrol dengan lanitan
aquadest dan 3 kelompok yang lain merupakan kelompok perlakuan dengan dosis
masing-masing 0,135 g/Kg BB, 0,27 g/Kg BB, 0,54 g/Kg BB. Perlakuan
diberikan secara oral selama masa organogenesis (hari ke-7 sampai hari ke-17)
dengan frekuensi sehari sekali Pengamatan dimulai sejak diakhirinya masa
bunting tikus dengan bedah sesar. Pengamatan meliputi gross morfologi dan
histopatologi organ. Gross morfologi meliputi pengamatan adanya cacat
makroskopis (kalis mata) pada tubuh jabang bayi Dalam hal ini yang diamati
adalah kelengkapan dan kelainan tangan, kaki, ekor, telinga, mata, bibir, celah
langft, kongesti dan kekerdilan. Histopatologi organ meliputi pengamatan
terhadap adanya cacat mikroskopis (selular) pada aneka jaringan dan organ jabang
bayi Untuk itu, secara rambang beberapa jabang bayi masing-masing induk
diambil cuplikan organnya, dimasukkan formalin 10% guna pembuatan preparat
histologi mengikuti cara pengecatan hematoksilin-eosm. Pada kelompok kontrol,
dosis I dan II tidak ditemukan adanya cacat makroskopis (kalis mata) dan
mikroskopis (selular). Pada kelompok dosis III tidak dapat diamati karena tidak
terbentukjanin, sedang organ reproduksi induk normal
Collections
- Pharmacy [1481]