UPAYA ARAB SAUDI TERHADAP ORGANISASI KERJA SAMA ISLAM DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK IRAN DAN ARAB SAUDI TAHUN 2013-2018
Abstract
Kawasan Timur Tengah dapat dipahami sebagai kawasan yang rentan dengan konflik. Adanya konflik di Timur Tengah yang semakin berkembang membutuhkan usaha yang konstruktif dan berkelanjutan dalam rangka meminimalisir potensi konflik. Salah satu yang menjadi perhatian komunitas internasional adalah semakin memanasnya konflik yang melibatkan negara Iran dan Arab Saudi terutama pasca pemerintah Arab Saudi menetapkan hukuman mati terhadap Syekh Nimr Al-Nimr. Adapun hubungan konflik antara Iran dan Arab Saudi pada awalnya disebabkan oleh adanya dimensi sektarianisme dalam artian persaingan Sunni dan Syi’ah di Timur Tengah. Kemudian, dimensi sektarianisme berkembang menjadi kompetisi geopolitik yakni keterlibatan Arab Saudi dan Iran dalam konflik Iraq, Suriah dan Yaman. Untuk itu melihat dari kondisi di atas tentunya membutuhkan penyelesaian sedemikian rupa. Lebih lanjut, menurut peneliti yang mencoba menempatkan posisinya sebagai pemerintah Arab Saudi dalam usahanya untuk menyelesaikan konflik dengan Iran lebih cenderung menggunakan keterlibatan dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Alasan peneliti lebih cenderung menggunakan OKI dalam menyelesaikan konflik karena Arab Saudi memiliki kedudukan yang besar dalam OKI. Di satu sisi, kedudukan yang dimaksud yaitu sebagai negara pendonor terbesar dan dominasinya dalam struktur lembaga OKI itu sendiri. Untuk itu melalui kedudukannya tentu Arab Saudi sangat diuntungkan daripada menggunakan militer. Di sisi lain, Arab Saudi juga memanfaatkan OKI sebagai alat untuk mencapai kepentingan nasionalnya yaitu membendung pengaruh Iran di Timur Tengah.
Collections
- International Relations [505]