Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. RB. Fajriya Hakim, S.Si, M.Si
dc.contributor.authorVega Mayanorita, 13611176
dc.date.accessioned2018-08-16T10:23:08Z
dc.date.available2018-08-16T10:23:08Z
dc.date.issued2018-05-31
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9777
dc.description.abstractSemakin berkembangnya zaman tidak dapat dipungkiri bahwa semakin lama tanaman holtikultura yang masuk ke indonesia akan semakin banyak jenis dan akan bersaing dengan negara-negara lainnya. Dapat dikatakan bahwa laju pertumbuhan ekspor holtikultura 7,39 selama 5 tahun dan untuk impor holtikultura 7,67 selama 5 tahun. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memacu peningkatan produksi hortikultura melalui klaster seiring permintaan pasar lokal maupun ekspor semakin tinggi. Klasterisasi dapat dilakukan melalui analisis Ward dan Self Organizing Maps. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa pada analisis ward menghasilkan 4 cluster dengan hasil cluster cluster kedua dominan unggul pada setiap komoditi holtikultura. Pada cluster ketiga, bawang merah merupakan komoditi yang unggul dan cluster keempat memiliki keunggulan pada tanaman jamur. Sedangkan hasil analisis Self Organizing Maps memiliki 4 cluster namun dengan daerah dan keunggulan yang berbeda.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.subjectClusteren_US
dc.subjectHoltikulturaen_US
dc.subjectJawa Barat,en_US
dc.subjectSelf Organizing Maps,en_US
dc.subjectWarden_US
dc.titlePERBANDINGAN HASIL PENGELOMPOKAN KOMODITI HOLTIKULTURA MENGGUNAKAN ANALISIS CLUSTER WARD DAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS : PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record