Pesanggrahan Didik Nini Thowok di Jogjakarta: Ekspresi Paduan Budaya Jawa dan Jepang pada Ruang Dalam dan Ruang Luar Bangunan
Abstract
Pesanggrahan Didik Nini Thowok yang menampung kreativitas di bidang kesenian tari bercirikan Didik Nini Thowok merupakan salah satu aset pariwisata, dimana dalam perkembangannya mengalami berbagai macam hambatan sehingga mengakibatkan perkembangan tari Didik Nini Thowok sedikit diminati oleh masyarakat. Sebagai contoh penyebabnya adalah tidak adanya tempat yang cukup longgar dalam melakukan pelatihan tari, kurang adanya ruang-ruang kelas yang mendukung, ruang perkantoran yang mencukupi, dan jarak antara rumah pemilik (Didik Nini Thowok) yang berjauhan dengan kantor. Sehingga perlu adanya wadah yang dapat menampung kegiatan-kegiatan tersebut yang sesuai dengan karakteristik budaya Jawa dan Jepang. Dimana Budaya Jawa diambil dari perilaku Didik yang menghasilkan keluwesan dan sifat nrimo, dan Budaya Jepang diambil dari ketertarikan dan banyaknya sahabat Didik yang banyak berasal dari Jepang yang menghasilkan kesederhanaan, efektifI efisien, dan keselarasan.
Penerapan karakteristik Pesanggrahan Didik Nini Thowok dalam konsep perancangan berupa paduan budaya Jawa dan Jepang pada ruang dalam adalah dengan penataan layout dengan budaya Jawa yang rumit dan banyak unsur ukir yang kemudian dipadukan dengan budaya Jepang yang simpel. Sedangkan pada ruang luar bangunan adalah dengan menggunakan penutup dinding dengan pola geometris, menggunakan bahan kayu, dan kertas, yang merupakan paduan dari dua budaya tersebut.
Pesanggrahan Didik Nini Thowok di Jogjakarta ini tidak hanya menampung kegiatan menari saja, tetapi didalamnya terdapat kegiatan akomodasi, antara lain: Rumah Didik Nini Thowok yang didisain dengan banyak unsur Jawanya sedikit Jepang pada dinding luar bangunan dan dilengkapi dengan pendopo didepannya. Cottage yang difungsikan sebagai tempat menginap tamu Didik yang berasal dari Luar Negeri, dengan penampilan/gaya rumah Jawa untuk menarik minat wisatawan dan interior Jawa yaitu tempat tidur dipan dari kayu dengan sedikit ukiran, almari dari kayu dan penempatan gebyok ukir sebagai sekat. Kantin dengan gaya Jepang dan bentuk bangunan maupun penataan ruang dalamnya yang menggunakan perhitungan tatami dimana pertatami berukuran 3x6 kaki atau 910x1.820mm. Gedung pertunjukan didisain simpel, mengefektifkan ruang guna menunjang kegiatan edukasi, dengan kapasitas 90 orang penonton dan 25 orang penari dalam satu panggung.
Collections
- Architecture [3650]