ANALISIS PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS PIYUNGAN DAN PUSKESMAS BANGUNTAPAN III KABUPATEN BANTUL
Abstract
Prevalensi penyakit ISPA di Indonesia tahun 2013 adalah 25%, sedangkan
di DIY sendiri mencapai 24%. Tingginya prevalensi tersebut masih diikuti dengan
tingginya penggunaan antibiotik sehingga berpotensi meningkatkan risiko
resistensi antibiotik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
prevalensi peresepan antibiotik pada pasien ISPA dan mengetahui rasionalitas
peresepan antibiotik untuk pasien ISPA di Puskesmas Piyungan dan Puskesmas
Banguntapan III. Penelitian ini dirancang secara deskriptif dan analitik dengan
pengambilan data secara retrospektif dari data register SIMPUS dan resep pasien
ISPA selama April-Desember 2017. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-
April 2018 dengan penentuan jumlah sampel mengikuti rumus besar sampel untuk
estimasi proporsi populasi. Dari 697 sampel pasien ISPA di Puskesmas Piyungan
diperoleh prevalensi peresepan antibiotik sebesar 15,64%, sedangkan dari 737
sampel di Puskesmas Banguntapan III diperoleh hasil yang lebih tinggi yaitu
23,47%. Hasil tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik Chi-square dan
diperoleh p-value < 0,001 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
kedua puskemas tersebut. Jenis antibiotik yang paling banyak digunakan di
Puskesmas Piyungan dan Puskesmas Banguntapan III adalah Amoksisilin.
Rasionalitas peresepan antibiotik berdasarkan Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas tahun 2007, di Puskesmas Piyungan diperoleh hasil sebesar 57,28%
peresepan antibiotik yang rasional, sementara di Puskesmas Banguntapan III lebih
rendah yaitu 38,37%. Berdasarkan guideline IDSA dan AAFP, tidak diperoleh
peresepan antibiotik yang rasional pada kedua puskesmas.
Collections
- Pharmacy [1444]