Show simple item record

dc.date.accessioned2016-11-07T03:38:47Z
dc.date.available2016-11-07T03:38:47Z
dc.date.issued2016-01-22
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/960
dc.descriptionDosen pembimbingen_US
dc.description.abstractYogyakarta merupakan kota pelajar dimana berada di wilayah yang rawan terhadap gempa. Kerusakan akibat gempa bumi ditemukan bahwa tidak hanya rumah masyarakat yang rusak berat, tetapi juga bangunan-bangunan seperti hotel, bangunan perkantoran, bangunan rumah sakit, dan bangunan pendidikan. Kerentanan bangunan terhadap gempa disimpulkan meningkat. Sehubungan dengan peningkatan tersebut, maka diberlakukan peraturan baru yaitu SNI 1726­2012. Konsep yang digunakan adalah Performance Based Seismic Evaluation (PBSE) dengan metode analisis beban dorong statik atau analisis nonlinier pushover. Pada penelitian ini dievaluasi Gedung Kuliah Fakultas Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta, untuk mengetahui perilaku dan kinerja struktur tersebut terhadap pengaruh beban gempa, dan apakah bangunan tersebut sudah masuk ke dalam level kinerja yang disyaratkan yaitu Immediate Occupancy atau belum. Evaluasi dilakukan dalam tiga tahap berdasarkan FEMA 310 (1998), yaitu evaluasi tahap 1 (screening) dengan Rapid Visual Screening (RVS) sesuai FEMA 154 (2002) dan evaluasi berdasarkan FEMA 310 (1998), evaluasi tahap 2 (analisis linier) menggunakan analasis beban gempa statik ekuivalen dan analisis dinamik respon spektrum untuk menentukan nilai Demand Capacity Ratio (DCR), dan yang terakhir adalah evaluasi tahap 3 (analisis nonlinier) menggunakan analisis pushover menggunakan program SAP2000. Pembebanan gempa mengacu pada SNI 1726-2012. Dalam analisis tahap 3, struktur gedung menggunakan 3 model beban yaitu SNI 1726-2012, SNI 1726-2002 dan Beban seragam untuk mendapatkan perbandingan level kinerja yang lebih akurat. Titik kinerja (performance point) ditentukan dengan Metode Spektrum Kapasitas berdasarkan ATC-40 (1996) dan Metode Koefisien Perpindahan berdasarkan FEMA 356 (2000). Level kinerja struktur gedung ditentukan berdasarkan kriteria drift ratio yang disyaratkan oleh ATC-40 (1996) dan FEMA 356 (2000) Dari hasil penelitian tahap 1 didapatkan hasil RVS menurut FEMA 154 (2002) dan FEMA 310 (1998) adalah good maupun nilai DCR pada analisis tahap 2 untuk beberapa elemen kolom dan balok adalah lebih dari 1 dan kurang dari 2 atau sudah dalam kondisi inelastic, akan tetapi bangunan ini didesain dengan menggunakan SNI 1991 maka gedung ini akan tetap di evaluasi lebih lanjut dengan menggunakan peraturan terbaru yaitu SNI 1726-2012, sehingga diperlukannya evaluasi lebih detail pada evaluasi tahap 3. Pada evaluasi tahap 3, menggunakan 3 pemodelan yaitu SNI 1726-2002, SNI 1726-2012, dan Beban seragam, hasil level kinerja struktur gedung yang terbesar untuk periode ulang gempa 500 tahun adalah Life Safety, sehingga tidak masuk kedalam level kinerja yang disyaratkan untuk bangunan perkuliahan yaitu Immediate Occupancy. Kata Kunci : evaluasi bangunan, analisis pushover, performance point, Metode Spektrum Kapasitas, Metode Koefisien Perpindahan, Demand Capacity Ratio, Ratio Drift.en_US
dc.description.sponsorshipWidodoen_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.relation.ispartofseriesTugas akhir;13914015
dc.subjectEvaluasi Kinerjaen_US
dc.subjectStruktur Gedungen_US
dc.subjectUniversitas Atma Jaya Yogyakartaen_US
dc.subjectModel Bebanen_US
dc.subjectModel Hinge Sendi Plastisen_US
dc.titlevaluasi Kinerja Struktur Gedung Kuliah FTI Universitas Atma Jaya Yogyakarta Berdasarkan Model Beban dan Model Hinge Sendi Plastisen_US
dc.title.alternativeStructure Performance Evaluation of Informatic Engineering Atma Jaya University Building According to Load Model and Plastic Hinge Riyono Pepy Mingky Trisusiloen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record