HUBUNGAN KEBERSYUKURAN TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PASIEN PPOK
Abstract
Seorang pasien PPOK memiliki sistem pernafasan yang sudah tidak sempurna akibat perubahan patologi paru-paru. Hal tersebut menyebabkan pasien PPOK lebih mudah lelah sulit beraktivitas dan melakukan pekerjaan berat. Sulitnya melakukan aktivitas sehari-hari menimbulkan tingginya afek negatif yang dialami pasien PPOK yaitu merasa cemas, sedih dan tidak berdaya akibat penyakit yang diderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dan kesejahteraan subjektif pada pasien PPOK. Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subjektif pada pasien PPOK. Subjek penelitian ini adalah pasien PPOK berjumlah 82 orang yang memiliki rentang usia dari 18 – 81 tahun serta beragama islam. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala atau angket, yaitu skala SWB (Subjective Well-Being) yang terdiri dari dua skala: PANAS (Positive Affect and Negative Affect Schedule) yang diadaptasi dari penelitian Watson (1988) & skala SWLS (Satisfaction With Life Scale) yang diadaptasi dari penelitian Diener, dkk (1985). Sedangkan skala kebersyukuran menggunakan skala PMIG (Psychological Measure of Islamic Gratitude) yang diadaptasi dari Kurniawan, dkk (2012) dan telah digunakan dalam penelitian Ulin (2014). Metode analisis data menggunakan non-parametrik Spearman Rho. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subjektif pada pasien PPOK dengan nilai r = 0,320, p = 0,00 (p < 0,05).
Collections
- Psychology [2270]