Show simple item record

dc.contributor.advisorProf. Ahmad Fauzy, S.Si.,M.Si.,Ph.D
dc.contributor.authorBaiq Rina Ary Widiarni, 13611171
dc.date.accessioned2018-07-24T11:47:10Z
dc.date.available2018-07-24T11:47:10Z
dc.date.issued2018-05-11
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9451
dc.description.abstractPENGELOMPOKAN ZIS, APBN, DAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN BERDASARKAN PROVINSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN KOHONEN SELF ORGANIZING MAPS (SOM) (Studi Kasus: Dana ZIS, Jumlah Muzakki, APBN, dan Empat Indikator Kesejahteraan Tahun 2016 ) Baiq Rina Ary Widiarni Program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia INTISARI Undang – Undang Dasar 1945, secara eksplisit mengamatkan bahwa tugas pokok pemerintah Republik Indonesia maupun pemerintah daerah adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini Selain idikator Kesejahteraan, perencanaan pembangunan nasional negara memiliki pertimbangan dari berbagai macam penerimaan dan pengeluaran negara yang pengelolaannya diatur oleh pemerintah. Zakat memiliki kekuatan distribusi pendapatan terutama dalam penciptaan keadilan dan kesejahteraan social. potensi zakat di Indonesia sangat besar. Tercatat, pada 2010 sekitar Rp 217 trilun terus meningkat pesat di 2016 mencapai Rp 286 triliun. Data dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dalam laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2016 dalam perkembangannya menurut target pencapaian yang dimiliki pemerintah diantaranya kemiskinan sebesar 9,0-10 persen atau turun dari 2015 yang dipatok 10,3 persen. Adapun rasio gini dan indeks pembangunan manusia (IPM) ditargetkan sebesar 0,4 dan 69,4 Pada 2015, gini rasio dan IPM adalah 0,39 dan 70,1 persen. pada tingkat pengangguran terbuka ditargetkan sebesar 5,2-5,5 persen. Dalam upaya mencapai target pembangunan nasional secara maksimal, perlu dilakukan pengelompokkan beberapa indikator penunjang. Peneliti menggunakan data penunjang seperti: 1) Dana ZIS, 2) Jumlah Muzakki, 3) Penerimaan Pendapatan, 4) Penerimaan pembiayaan 5)Pengeluaran belanja, 6) Pengeluaran pembiayaan, 7) Kemiskinan , 8) Gini Rasio, 9) Pengangguran 10) Indeks Pembangunan Manusia. Metode yang digunakan adalah Kohonen Self Organizing Maps (SOM). SOM merupakan perangkat visualisasi dan analisis untuk data berdimensi tinggi dan dalam pengelompokannya tidak memerlukan uji asumsi. Berdasarkan grafik WCSS ditentukan jumlah cluster sebanyak 7 dengan sepuluh provinsi berada pada Cluster 1, tiga belas Provinsi berada pada cluster 2, empat provinsi ada pada cluster 3, tiga Provinsi ada pada cluster 4, sedangkan Provinsi Jawa Tengah dan Provisi Jawa Timur berada pada cluster 5, Provinsi DKI Jakarta berada Cluster 6, Provinsi Jawa Barat sebagai cluster 7. Kata kunci: ZIS, APBN, Indikator Kesejahteraan, Cluster, Self Organizing Maps (SOM).  en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.subjectZISen_US
dc.subjectAPBNen_US
dc.subjectIndikator Kesejahteraanen_US
dc.subjectClusteren_US
dc.subjectSelf Organizing Mapsen_US
dc.subjectSOMen_US
dc.titlePENGELOMPOKAN ZIS, APBN, DAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN BERDASARKAN PROVINSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN KOHONEN SELF ORGANIZING MAPS (SOM) (Studi Kasus: Dana ZIS, Jumlah Muzakki, APBN, dan Empat Indikator Kesejahteraan Tahun 2016 )en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record