Pusat Kerajinan Bambu Dusun Sendari, Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman Yogyakarta
Abstract
Sejalan dengan akan adanya pemberlakuaan UU No. 22/99 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Daerah maka setiap daerah dituntut untuk mendayagunakan potensi daerah yang dimiliki, agar dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mensejahterakan masyarakat. Salah satunya adalah .seni kerajinan bambu yang ada di Dusun Sendari, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, yang merupakan potensi sumber daya lokal berupa kegiatan industri kecil dan potensi daya tarik wisata yang khas, untuk mengangkat dan menggali potensi tersebut dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk Pusat Kerajinan Bambu, yang dapat mengakomodasi dan membinanya sehingga keberadaan Dusun Sendari sebagai penghasi I kerajinan bambu lebih berkembang dan dikenal. Permasalahan perancangan wadah fisik Pusat Kerajinan Bambu adalah bagaimana mewujudkan suasana alami dan
rekreatif kedalam bangunan, sesuai dengan citra dan karakter lingkungan setempat.
Kegiatan produksi kerajinan bambu di Dusun Sendari dikeIjakan oleh sebagian
besar penduduknya yaitu sekitar 37% atau lebih kurang 67 pengrajin. Kebanyakan
rumah-rumah penduduk disana berfungsi ganda disamping sebagai tempat tinggal juga
dijadikan tempat usaha mereka dalam menekuni kerajinan bambu, digunakan sebagai
tempat pembuatan sekaligus tempat promosi dan pemasaran dari produk hasil kerajinan
bambu yang mereka buat secara sederhanaltradisional.
Analisis pemecahan permasalahan perancangan yang meliputi Tata mang luar,
tata mang dalam, penampilan bangunan, pencahayaan dan penghawaan serta sistem
struktur, menggunakan pendekatan alam berdasarkan citra karakter lingkungan setempat
sehingga tercipta keselarasan dengan lingkungan setempat yang masih terpelihara
keaslian alam dan corak tradisionalnya. Dan suasana rekreatif diupayakan untuk
mengurangi kemungkinan pengunjung jenuh dalam melakukan pergerakan maupun
pengamatan pada tiap unit-unit kegiatan Pusat Kerajinan Bambu.
Bentuk penyelesaian permasalahan dilakukan dengan memanfaatkan semaksimal
mungkin bahan bangunan yang bcrsifat alami, seperti bambu, kayu, dan batu-batuan.
Konsep penyelesaian Tata mang luar antara lain dengan penataan massa yang rekreatif
sebagai upaya mc::ngakomodasi kdduasaan dan kernudahan gerak bagi pcngunjung yang
didukung oleh penerapan tata sirkulasi yang jelas mudah dan terarah serta adanya
penataan tata hijau yang pas baik dalam pemilihan jenis vegetasi maupun penerapannya
yang sesuai dengan fungsi dan peranannya, seperti sebagai kontrol pandangan
(pengarah), peneduh, pencegah erosi, dan penyedia bahan baku. Konsep penataan Ruang
dalam mengambil bentuk dasar rumah tinggal jawa yang berpola grid kotak.
Pengelompokan dan hubungan ruang didasarkan pada sifat dan jenis kegiatannya.
Konsep penampilan bangunan diorientasikan kenuansa bentuk bangunan tradisional
jawa yang tercermin pada bentuk atapnya. Konsep pencahayaan dan penghawaan
memanfaatkan semaksimal mungkin dari alamo Konsep sistem struktur yang digunakan
adalah struktur tradisional jawa dengan memanfaatkan semaksimal mungkin material
yang bersifat alami dan untuk bangunan dengan bentang lebar dimungkinkan
menggunakan struktur beton dengan sistem rangka akan tetapi harus
mengkombinasikan/memasukkan unsur alami dalam penampilan sistem konstruksi
tersebut.
Collections
- Architecture [3673]