Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Tony Kunto Wibisono M.Sc
dc.contributor.authorTrendyanitra, 14 512 115
dc.date.accessioned2018-07-10T11:17:13Z
dc.date.available2018-07-10T11:17:13Z
dc.date.issued2018-06-08
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/8463
dc.description.abstractYogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan di Indonesia. Masyarakat Yogyakarta dikenal memiliki jiwa seni yang tinggi hal ini dibuktikan oleh banyaknya kegiatan yang berlangsung baik secara formal maupun informal yang mempertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit,kethoprak,karawitan,sendratari ramayana dan lan-lain sampai kepertunjukan yang sifatnya kontemporer seperti Art Fair Jogja (ArtJog), pameran Bienalle dan lain lain, hal ini tentunya menarik wisatawan baik itu mancanegara maupun domestik. Sifatnya yang kontemporer seperti Art Fair Jogja (ArtJog), pameran Bienalle dan lain lain, hal ini tentunya menarik wisatawan baik itu mancanegara maupun domestik. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas seni yang berlangsung di Yogyakarta seperti Biennale dan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang merupakan pameran rutin tahunan yang sudah terkenal di Indonesia bahkan di dunia. Biennale Jogja adalah event dua tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 1988 dan kini telah mencapai usianya yang ke 22. Sebagai salah satu event seni rupa yang cukup bergengsi, Biennale Jogja telah menjadi acuan dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Selain itu perkembangan seni yakni seni rupa di Yogyakarta ini sendiri didukung dengan adanya sekolah menengah dan sekolah tinggi yang berorientasi pada bidang seni Galeri seni kontemporer melalui pendekatan penggabungan arsitektur kontemporer dan elemen arsitektur kolonial menimbulkan kontras yang tidak menghilangkan atau mengurangi karakteristik dari keduanya sehingga banyak orang terhenti untuk mengagumi dan mengambil snapshot darinya. Dengan penggabungan ini, gaya arsitektur kolonial sebagai era sebelumnya yang mewarnai arsitektur Indonesia tidak begitu saja dihilangkan dan digantikan oleh modernitas namun justru menjadi background atau vocalpoint dari sebuah bangunan. Dengan keunikan bangunan dengan pendekatan sifat ini, galeri seni kontemporer dapat menjadi sarana untuk mengenal seni yang kekinian (update) tanpa melupakan salah satu peninggalan budaya yang bercirikan arsitektur kolonial.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectGaleri Seni Kontemporeren_US
dc.subjectYogyakartaen_US
dc.subjectArsitektur Kolonialen_US
dc.subjectArsitektur Kontemporeren_US
dc.titleGALERI SENI KONTEMPORER DI YOGYAKARTA PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR KONTEMPORER DAN ELEMEN ARSITEKTUR KOLONIALen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record