Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Jaka Nugraha, S.Si.,M.Si.
dc.contributor.authorIkrimah Afifah Trivanni, 14611153
dc.date.accessioned2018-06-26T11:19:08Z
dc.date.available2018-06-26T11:19:08Z
dc.date.issued2018-06-07
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/8034
dc.description.abstractPangan merupakan hak bagi manusia atas hidupnya sehingga menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Tantangan di era globalisasi dalam hal ketahanan pangan makin besar karena banyak hal yang berubah baik dari segi lahan, teknologi, ekonomi, dan lainnya. Ketahanan pangan diukur berdasarkan aspek ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status ketahanan pangan kabupaten/kota di Indonesia tahun 2016 dengan menggunakan analisis deskriptif, regresi logistik ordinal spasial, dan regresi logistik ordinal non spasial. Faktor spasial dianalisis karena ada kecenderungan interaksi antar wilayah baik dari kegiatan ekonomi maupun non ekonomi. Kabupaten/kota yang menjadi pengamatan dalam penelitian ini ada sebanyak 247 kabupaten/kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 kabupaten/kota rawan pangan, 202 kabupaten/kota rentan rawan pangan, dan 25 kabupaten/kota tahan pangan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ordinal spasial, diperoleh faktor – faktor yang mempengaruhi status ketahanan pangan kabupaten/kota adalah rasio konsumsi normatif, persentase penduduk miskin, persentase rumah tangga tanpa akses air bersih, persentase balita gizi kurang dan stunting, angka harapan hidup, indeks pembangunan manusia, dan variabel spasial ketahanan pangan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ordinal non spasial, semua faktor yang berpengaruh dalam regresi logistik ordinal spasial kecuali variabel spasial juga berpengaruh di model non spasial. Model regresi logistik ordinal spasial merupakan model terbaik jika dibandingkan dengan model non spasial. Kemampuan model regresi logistik ordinal spasial yang diperoleh yaitu sebesar 51,7% sedangkan model non spasial hanya sebesar 49,6%. Odds rasio yang diperoleh menunjukkan bahwa status ketahanan pangan dapat ditingkatkan dengan menurunkan persentase penduduk miskin, persentase balita gizi kurang dan stunting, rumah tangga tanpa akses air bersih, dan rasio konsumsi normatif. Selain itu, status ketahanan pangan juga dapat ditingkatkan dengan menaikkan indeks pembangunan manusia dan pemerataan antar wilayah kabupaten/kota (pengaruh spasial).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKetahanan Panganen_US
dc.subjectRegresi Logistik Ordinalen_US
dc.subjectSpasialen_US
dc.titlePERBANDINGAN MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL SPASIAL DAN NON SPASIAL PADA STATUS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA TAHUN 2016en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record