Show simple item record

dc.contributor.advisorProf. Akhmad fauzy, S.Si., M.Si., Ph.D
dc.contributor.authorReza Yusuf Bahtiar, 14611046
dc.date.accessioned2018-06-08T10:41:06Z
dc.date.available2018-06-08T10:41:06Z
dc.date.issued2018-06-06
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/7921
dc.description.abstractPenyakit diare adalah salah satu dari penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia, khususnya pada anak – anak. Terdapat 55 juta orang meninggal dunia pada tahun 2011. Penyebab kematian terbanyak di dunia adalah penyakit jantung koroner, Stroke, penyakit paru obstruktif kronik, diare, HIV/AIDS, kanker paru – paru. Diabetes militus, prematuritas, dan kecelakaan lalu lintas. Lain halnya orang dewasa, penyebab meninggalnya anak – anak terbanyak adalah infeksi paru – paru, prematur, asfiksia, dan diare. Lebih dari 7 juta anak meninggal dunia sebelum usia 5 tahun dan hampir semuanya (99%) terjadi pada negara miskin dan berkembang. Diare menjadi penyebab utama kematian pada anak – anak, pada tahun 2015 sebanyak 9% dari semua kematian anak. Terdapat sekitar 526.000 kematian anak pada tahun 2015 akibat diare, berarti untuk setiap terdapat lebih dari 1.400 anak yang meninggal. Di wilayah Yogyakarta, penyakit diare merupakan kasus yang cukup tinggi frekuensinya, Menurut laporan unit rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta frekuensi tertinggi penyakit diare terdapat pada kelompok anak usia 0-14 tahun. Faktor pemberian obat yang bervariasi jumlahnya dalam satu hari dimana obat yang diberikan kepada pasien menjadi hal penting untuk faktor kesembuhan pada penderita penyakit diare. Dari profil kesehatan kota Yogyakarta tahun 2015, perkiraan jumlah penderita diare yang berobat ke puskesmas dalam satu tahun 214/1000 jumlah penduduk. Perkiraan jumlah penderita pada semua umur sebesar 88.582 pada tahun 2014. Pada data lama rawat inap pasien diare menggunakan estimasi parameter partial likelihood efron. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh faktor yang mempengaruhi adalah usia, dan suhu. Namun variabel usia tidak memenuhi asumsi proporsional hazard sehingga dilakukan stratified dengan interasi dan stratified tanpa interasi. Hasil dari stratified yang terbaik adalah tanpa interasi. Faktor yang mempengaruhi lama waktu rawat inap pasien adalah variabel suhu. Interpretasi persamaan model Regresi Cox Stratified Tanpa Interasi adalah setiap kenaikan suhu, maka pasien memiliki kesempatan untuk sembuh lebih kecil sebesar 1/0.582=1.718 kali.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDiareen_US
dc.subjectRegresi Cox Proportional Hazarden_US
dc.subjectefronen_US
dc.subjectStratifieden_US
dc.titleANALISIS LAMA WAKTU KESEMBUHAN PASIEN DIARE DENGAN PENDEKATAN EFRON METODE REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD (Studi Kasus: Pasien Diare Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2017 – 2018)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record