PERSEPSI MAHASISWA PROFESI APOTEKER SEMESTER SATU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGENAI APOTEK ONLINE
Abstract
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini menyebabkan layanan penjualan obat mulai merambah ke dunia maya. Pelayanan apotek online yang saat ini mulai diberitakan membatasi adanya pharmaceutical care yang tidak dapat terlaksana dengan baik, informasi yang biasanya dicantumkan dalam situs apotek online adalah indikasi, efek samping, dosis, dan kontra indikasi yang di dalamnya memuat istilah medis yang tidak dipahami masyarakat luas. Mahasiswa apoteker yang dalam hal ini belum terjun di lapangan haruslah memahami mengenai pharmaceutical care dalam pentingnya peran apoteker mendampingi langsung pengobatan yang dilakukan oleh pasien. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui persepsi mengenai apotek online dikalangan mahasiswa apoteker di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dirancang dengan metode cross-sectional. Dalam proses pengambilan data, responden akan mengisi kuesioner yang telah disiapkan. Kuesioner berisi persepsi mengenai apotek online dalam aspek landasan hukum, kegiatan pelayanan kefarmasian, kemudahan bagi pasien, golongan obat serta risiko dalam apotek online. Setelah semua data diperoleh, data akan diolah menjadi data deskriptif. Dari 21 pertanyaan mengenai persepsi yang diajukan, bahwa 49,79% responden berpersepsi tidak setuju dengan pernyataan mengenai apotek online dalam landasan hukum terkait pelayanan kefarmasian di Apotek. Kemudian 54% responden juga berpersepsi tidak setuju dengan kegiatan pelayanan kefarmasian yang bisa digunakan dalam apotek online. Sebanyak 87,24% responden juga berpersepsi sangat tidak setuju dengan pernyataan mengenai golongan tertentu yang bisa dijual di apotek online seperi narkotika, psikotropika, dan antibiotik. Sebanyak 58,84% responden juga berpersepsi setuju dengan pernyataan mengenai kemudahan yang diberikan dalam apotek online. Kemudian pada pernyataan mengenai risiko dalam apotek online sebanyak 62,24% responden berpersepsi sangat setuju. Sehingga pada pertanyaan kesimpulan didapatkan sebanyak 47,73% atau 116 responden dari 243 mahasiswa apoteker berpersepsi tidak setuju dengan adanya apotek online dengan status hukum atau regulasi yang belum jelas.
Collections
- Pharmacy [1444]