dc.description.abstract | Pematang Siantar adalah kota kedua terbesar di
Sumatera Utara setelah Medan. Pertumbuhan kota Ini termasuk
cepat Jika dibandingkan dengan kota-kota setingkatnya.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat mempengaruhi meningkatnya
kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tuntutan akan kehidupan masyarakat terus meningkat. Masya
rakat tidak hanya sekedar ingln berbelanja, tetapi mereka
ingin suatu suasana yang dapat memberikan rasa aman dan
nyaman serta dapat sebagai tempat rekreasi.
Dllihat dari posisinya. Pematang Siantar
terletak di baglan Timur kawasan wisata Danau Toba . Selain
menyajikan keindahan alamnya, dikenal Juga budayanya yaitu
Budaya Batak Toba. Salah satu wujud budayanya yaitu Rumah
Tradisional Batak Toba dengan ciri antara lain atap berbentuk
tanduk kerbau dan rumah panggung. Sejalan dengan masuknya
pengaruh Barat, bangunan-bangunan cenderung menanggalkan
kaidah nilai budaya setempat termasuk Juga bangunan komersial.
Walaupun demikian, masih ditemukan bangunan lama yang
menooba menerapkan unsur budaya, yaitu Pasar Tradisional.
Berdasarkan hal dlatas, yaitu tuntutan masya
rakat berupa fasilitas perbelanjaan yang sekaligus merupakan
tempat rekreasi baru serta sebagai pintu gerbang wisata
Danau Toba, maka perlunya penyediaan Pusat Perbelanjaan yang
menerapkan unsur-unsur Arsitektur Tradisional sehingga
pelayanannya bukan hanya pada masyarakat kota dan sekitarnya
tetapi Juga wisatawan balk itu domestik maupun mancanegara.
Melalui modifikasi antara Pumah Tradisinal
Batak Toba sebagai embrio manusia dengan Pasar Tradisional
sebagai tlndak lanjut pada fasilitas komerslal ini, akan
dlhasilkan penampilan bangunan yang ber-Arsitektur Lokal.
Namun demikian, sebagai produk Barat walau bagaimanapun
unsur modern tidak dapat diabaikan terutama unsur rekreatif
sebagai daya tarik suatu Pusat Perbelanjaan. | en_US |