dc.contributor.author | Kasiyami, Mimik | |
dc.date.accessioned | 2016-10-21T03:58:28Z | |
dc.date.available | 2016-10-21T03:58:28Z | |
dc.date.issued | 2005 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/697 | |
dc.description.abstract | Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal
kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda awal
kebangkrutan diketahui maka akan menguntungkan bagi pihak manajemen
karena dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk mengantisipasi adanya
potensi kebangkrutan.
Penelitian ini mencoba membuktikan secara empiris salah satu model
yang dibangun oleh Altman (1986). Altman mengusulkan sebuah metode yang
kemudian disebut dengan Z-score untuk memprediksi sebuah entitas. Teori ini
menyatakan bahwa potensi kebangkrutan dan tingkat kesehatan keuangan yang
dimiliki oleh perusahaan bisa diprediksi sebelum perusahaan tersebut dinyatakan
bangkrut dan bias diketahui dengan menganalisis tingkat kesehatan keuangan
perusahaan. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan yang mungkin timbul
sehubungan dengan pengukuran potensi kebangkrutan tersebut.Pertanyaan utama
yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : Apakah benar analisis
kebangkrutan model Altman bisa digunakan untuk memprediksi potensi
kebangkrutan dan seberapajauh analisis ini bisa digunakan sebagai alat ukur.
Langkah- langkah yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
pertama dengan melakukan perhitungan atas variable Xi sampai X5 sebagai
variable bebas pembentuk nilai Z-score. Langkah kedua adalah dengan
mangalikan nilai dari variable atau rasio tersebut dengan konstanta yang sudah
ditetapkan, sehingga nilai Z-score dapat diketahui. Langkah ketiga adalah dengan
memberikan pembatasan berdasarkan standar penilaian yang sudah ditetapkan.
Dari hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada setiap perusahaaan
dalam setiap periodenya; terlihat perusahaan yang mengalami kebangknitan atau
dalam kesulitan keuangan mempunyai nilai Z-score lebih kecil atau sama
dengan 1,23, ini terjadi hampir disemua perusahaan dan hanya satu perusahaan
yang berada dalam derah grey area. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi untuk bangkrut.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaanperusahaan
manufaktur lain, bahwa potensi kebangkrutan bisa dketahui lebih
awal sehingga bisa diantisipasi dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio
keuangan perusahaan. | en_US |
dc.publisher | UII Yogyakarta | en_US |
dc.subject | Analisis Rasio Keuangan | en_US |
dc.subject | Memprediksi Potensi Kebangkrutan | en_US |
dc.subject | Perusahaan Manufaktur | en_US |
dc.subject | Bursa Efek Jakarta | en_US |
dc.subject | Metode Analisis Diskriminan | en_US |
dc.subject | Multlvariasl Model Altman | en_US |
dc.subject | Kebangkrutan | en_US |
dc.subject | Metode Diskriminan Analysis dan Z-score | en_US |
dc.title | Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta dengan Metode Analisis Diskriminan Multlvariasl Model Altman | en_US |