dc.description.abstract | Penggunaan aspal minyak sebagai bahan pengikat pada campuran beton
aspal (AC) banyak dijumpai di Indonesia, namun sering di jumpai kelemahan
berupa kerusakan akibat beban lalu lintas dan temperatur udara harian tahunan
yang tinggi. Banyak cara telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini
diantaranya memodifikasi aspal dengan bahan tambah (additive) bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap karakteristik Marshall pada
beton aspal. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap. Tahap I untuk mencan kadar
aspal optimum aspal AC 60 70, sehingga didapat KAO sebesar 5.5%. Tahap II
untuk mencan kadar limbah batu baterai optimum dengan variasi kadar limbah
batu baterai 2% 3% 4%, 5% dan 6% pada KAO, sehingga didapat kadar limbah
batu baterai optimum 4%. Kedua tahap pengujian diatas dilakukan
dilaboratorium menggunakan alat uji Marshall terhadap tiap model benda uji.
Tahap III dibual model campuran beton aspal dengan limbah batu baterai
optimum pada KAO untuk pengujian durability dengan uji perendaman
Marshall. Hasil penelitian menunjukan bahwa limbah batu baterai (Magan) dapat
dimanfaatkan sebagai bahan tambah (additive) untuk campuran beton aspal
karena berdasarkan karakteristik Marshall (stabilitas, flow, VFWA, VITM dan
Marshall Quotient) penambahan limbah batu baterai pada interval 2%, sampai
3% memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga (1987). Campuran beton aspal
dengan limbah batu baterai (LBB) memiliki nilai stabilitas, flow VFWA dan
Indeks Perendaman (IP) lebih tinggi, sedangkan nilai VITM dan Marshall
Quotient (MQ) lebih rendah, dibandingkan campuran beton aspal tanpa LBB
Campuran dengan limbah batu baterai (LBB) campuran beton aspal memiliki
nilai durabilitas lebih tinggi di bandingkan dengan campuran beton aspal tanpa
LBB. | en_US |