Show simple item record

dc.contributor.authorSuatmoko, Dwi
dc.date.accessioned2016-10-21T02:07:06Z
dc.date.available2016-10-21T02:07:06Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/685
dc.description.abstractWudhu adalah salah satu syarat sahnya sholat. Sholat adalah salah satu Rukun Islam. Pada banyak buku fikih baik kontemporer maupun klasik, bahasan wudhu - yang termasuk dalam bab thoharoh- selalu diletakkan pada bab-bab awal. Hal mi menandakan bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi kebersihan, sehingga menempatkan air sebagai altematif pertama dan utama di dalam proses bersuci. Dengan demikian kita sebagai seorang muslim/pengguna air harus mampu mempertahankan kelestarianya. Musim kemarau yang melanda pulau jawa pada akhir tahun 2006 telah mengindikasikan betapa sulitnya petani dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air Sehingga kebutuhan air bersih merupakan faktor yang sangat pentmg dalam berbagai aktivitas dan kegiatan. Semakin besamya kebutuhan air bersih akan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan, sehingga teknologi altematif mutlak harus kita lakukan karena selain antisipasi kekurangan air dimasa mendatang, juga akan memberikan keuntungan secara ekonomi. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi hal tersebut adalah daur ulang air bekas wudhu yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kebutuhan air harian maupun untuk dipergunakan sebagai air wudhukembali. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan menggunakan reaktor batch dengan beberapa parameter, yaitu: COD, E Coli, Suhu, PH, Warna dan Kekeruhan Pengolahan air bekas wudhu dengan media karbon aktif (proses batch) sangat etektit menyerap zat-zat kimia berbahaya seperti kaporit, karsinogen, detergen, insektisida, warna alami dan mampu menghilangkan bau dan rasa. Sehingga air bekas wudhu mampu dinetralisir kembali sesuai dengan kondisi semula. Hasil penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat umum maupun intern Universitas Islam Indonesia untuk memulai berhemat dalam penggunaan air. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahawa rata-rata penggunaan air wudhu Masjid Ulil Albab-UIl adalah sebesar 3,21 Liter/Orang/Wudhu. Sedangkan mengenai pengolahan dengan media karbon aktif (proses batch) mampu menurunkan kadar COD sebesar 15,5%, koloni bakteri 66,9%, warna 72.3%, kekeruhan sebesar 74 2% serta mampu menghilangkan bau dan rasa pada air bekas wudhu. Untuk mendapatkan kualitas standar air minum, instalasi ini membutuhkan unit lain seperti, unit penyaringan awal dan desinfektan. Dengan terpenuhinya persyaratan secara ilmiah dan hukum Islam (sesuai keputusan Majelis Ulama Indonesia), maka air hasil pengolahan air bekas wudhu, dapat dipergunakan sebagai pemenuhan kebutuhan air sehari-hari maupun dipergunakan kembali sebagai air wudhu.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectDaur Ulangen_US
dc.subjectAir Bekas Wudhuen_US
dc.subjectStudi Kasusen_US
dc.subjectMasjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectbersucien_US
dc.subjectparameter fisikaen_US
dc.subjectfilter karbon aktifen_US
dc.titleDaur Ulang Air Bekas Wudhu (Studi Kasus Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record