Show simple item record

dc.contributor.advisorFaizul Chasanah, S.T., M.Sc.
dc.contributor.authorAditya Pratama, 12511358
dc.date.accessioned2018-02-07T15:23:31Z
dc.date.available2018-02-07T15:23:31Z
dc.date.issued2018-01-26
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/5408
dc.description.abstractSimpang APMD Jalan Timoho adalah persimpangan yang berada di Kota Yogyakarta. Simpang tersebut merupakan kawasan yang ramai lalu lintas karena berada di kawasan kampus seperti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Janabadra, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa dan beberapa sekolah dasar serta daerah perkantoran seperti DPRD Kota Yogyakarta, Pengadilan Agama Kota Yogyakarta sehingga pada hari kerja jalan tersebut mengalami kemacetan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja simpang berdasarkan kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaannya. Menentukan alternatif yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang terdapat pada simpang tersebut, dan mengetahui kinerja simpang pada 5 tahun mendatang. Penelitian yang dilakukan adalah observasi dengan mencatat dan menghitung kendaraan langsung di lapangan serta menggunakan kamera untuk validasi data. Penelitian dilakukan 2 kali pada hari selasa dan minggu selama 12 jam dari pukul 06.00-18.00 WIB. Waktu jam puncak pada hari selasa dan minggu berada pada jam yang sama yaitu pada pukul 16.00-17.00 WIB. Ketika semua data telah didapatkan maka akan dianalisis sesuai pedoman Direktorat Jendral Binamarga (MKJI, 1997). Hasil analisis kinerja simpang APMD pada kondisi eksisting menunjukkan hasil kurang baik. Arus lalu lintas tertinggi terdapat pada lengan Utara yaitu sebesar 542,3 smp/jam dengan kapasitas 552 smp/jam, derajat kejenuhannya (DS) adalah 0,98, panjang antriannya mencapai 235,25 m, dan jumlah kendaraan henti mencapai 826 smp/jam. Untuk memperbaiki kinerja simpang bersinyal APMD, dibuat 3 alternatif yaitu pengaturan ulang waktu siklus lampu lalu lintas, penerapan jalan satu arah, dan perubahan 4 fase menjadi 3. Setelah dilakukan analisis, alternatif pemecahan masalah yang maksimal untuk simpang bersinyal APMD ini adalah Alternatif III yaitu merencanakan perubahan 4 fase menjadi 3 fase yang berpedoman pada MKJI 1997 dimana arus lalu lintas 542,3 smp/jam, kapasitas menjadi 1184 smp/jam, derajat kejenuhan menjadi 0,46 dan panjang antrian tertinggi menjadi 138,15 m. Dari hasil analisis untuk 5 tahun mendatang, derajat kejenuhan (DS) 3 tahun pertama simpang APMD masih memenuhi persyaratan namun pada 2 tahun terakhir yaitu tahun 2022 nilai derajat kejenuhan (DS) pada lengan pendekat Utara dan Selatan telah melebihi persyaratan yang berpedoman pada MKJI 1997 yaitu pada tahun 2021 DS = 0,87 dan 0,78 serta pada tahun 2022 DS = 0,97 dan 0,91. Untuk tundaan (D) pada tahun 2022 semua pendekat telah melebihi batas kelayakan yaitu pendekat Utara adalah 40,32 detik/smp, pendekat Selatan 35,00 detik/smp, pendekat Barat 41,70 detik/smp, dan pendekat Timur 34,16 detik/smp.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDerajat Kejenuhanen_US
dc.subjectKapasitasen_US
dc.subjectSimpang Bersinyal APMDen_US
dc.subjectTundaanen_US
dc.titleANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL APMD DI JALAN TIMOHO YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 (PERFORMANCE ANALYSIS OF APMD TRAFFIC SIGNAL INTERSECTIONS AT TIMOHO STREET IN YOGYAKARTA USING MKJI 1997 METHOD)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record