dc.description.abstract | Hadirnya 3D print dalam dunia manufaktur membawa perubahan besar pada
dunia. Teknologi yang juga dikenal dengan sebutan Additive Layer Manufacturing
ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an. Terobosan ini sangat populer
diseluruh belahan dunia terutama dikalangan akademisi dan industri. Pembuatan
spesimen komposit dengan material filament PLA menggunakan mesin 3D
printing untuk membuat core dan menyatukan core dengan serat karbon
menggunakan metode hand lay up dan vacuum bagging untuk menyatukan kedua
material tersebut. Tiga jenis susunan struktur yang berbeda yaitu, spesimen kode
A dengan struktur lantai dasar 2 mm sebagai core dan honeycomb 8 mm sebagai
ribs (2.8), dibandingkan dengan susunan struktur honeycomb zig-zag dengan
lantai dasar 2 mm sebagai core dan tumpukan honeycomb zig-zag masing-masing
4 mm sebagai ribs (2.4.4) diberi kode B, lantai dasar 1mm sebagai core dan
honeycom 4 mm sebagai ribs kemudian lapisan lantai 1mm dan honeycom 4 mm
zig-zag sebagai ribs (1.4.1.4) diberi kode C. selanjutnya dilakukan pengujian
bending untuk mendapatkan data dari spesimen uji. Kemudian didapatkan hasil
yaitu nilai tegangan bending tertinggi terdapat pada spesimen dengan kode C
sebesar 18,30 Mpa, nilai kekakuan bending tertinggi terdapat padan spesimen kode
C dengan nilai rata-rata kekakuan bending 9.560.185 N.mm2, dan nilai kekakuan
bending spesifik tertinggi terdapat pada spesimen kode C yaitu sebesar 153.377
N.mm2/gr lebih tinggi dibandingkan dengan spesimen A sebesar 93.610
N.mm2/gram dan spesmien C sebesar 81.437 N.mm2/gr. | en_US |