dc.description.abstract | Latar Belakang : Psychological well-being merupakan sikap positif dalam mengelola
perilaku, membuat keputusan, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Psychological well-being merupakan elemen penting dalam adaptasi individu,
khususnya dokter muda, terhadap berbagai situasi, agar dapat mencapai prestasi
belajar yang optimal. Berbagai faktor dapat mempengaruhi psychological well-being,
diantaranya adalah kondisi kesehatan, faktor sosial demografis, karakteristik
kepribadian, interpretasi individu terhadap pengalaman mereka, dan kualitas
lingkungan belajar.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara kualitas lingkungan belajar dan
psychological well-being dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain
observasional dan metode pengumpulan data secara cross sectional. Jumlah total
responden dalam penelitian ini adalah 177 dokter muda yang memenuhi kriteria inklusi
dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner
Postgraduate Hospital Educational Environment Measurement (PHEEM) dan Ryff’s
Psychological Well-Being Scale yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Analisis data univariat dilakukan untuk mendapatkan deskripsi
karakteristik, kualitas lingkungan belajar, dan tingkat psychological well-being. Untuk
mengetahui hubungan antara variabel, dilakukan analisis bivariat menggunakan uji
korelasi rho (Spearman).
Hasil : Dari 177 responden, 66,1% memiliki persepsi bahwa lingkungan belajar di
Rumah sakit cenderung baik namun perlu perbaikan dan 83,6% memiliki
psychological well-being yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan
signifikan antara kualitas lingkungan belajar dan psychological well-being (p<0,01).
Kesimpulan : Terdapat hubungan positif antara kualitas lingkungan belajar dan
psychological well-being dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia. | en_US |