Analisis Kinerja Operator Work Section Buffing Small Upright Piano menggunakan Metode Overall Labor Effectiveness dan Pendekatan Root Cause Analysis (Studi Kasus: PT. Yamaha Indonesia)
Abstract
PT. Yamaha Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi alat musik
piano. Dalam proses produksi piano, terbagi menjadi tiga departemen yaitu wood
working, painting, dan assembly yang mana setiap departemen memiliki kelompok kerja
tertentu. Dalam proses produksi sebagian pekerjaan dikerjakan secara manual yang
berarti operator memiliki peranan penting dalam produktivitas perusahaan. Perhitungan
produktivitas dilakukan di setiap bulan pada setiap kelompok untuk menilai kinerja dan
melakukan perbaikan setelahnya. Section Buffing Small UP merupakan kelompok kerja
yang berada di departemen painting dan bertugas melakukan proses pengkilapan pada
kabinet Upright Piano. Berdasarkan analisis awal produktivitas kelompok kerja tersebut
pada bulan September-November masih belum mencapai target. Produktivitas di bulan
September sebesar 0,70, Oktober sebesar 0,77, dan November sebesar 0,72 dimana target
yang ditetapkan sebesar 0,82. Untuk mengetahui kondisi efektivitas operator yang
mempengaruhi produktivitas dilakukan perhitungan efektivitas kinerja operator
menggunakan metode OLE, mengidentifikasi faktor prioritas yang berpengaruh
menggunakan metode AHP, serta analisis penyebab masalah dan usulan perbaikan
menggunakan metode RCA. Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai availability ratio
91%, perofmance ratio 102%, dan quality ratio 81%. Sehingga nilai OLE selama 64 hari
pengamatan di bulan September hingga November 2023 sebesar 76% yang berarti tingkat
efektivitas kinerja operator masih dibawah nilai standar dunia. Analisis AHP menunjukan
faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai OLE dan menjadi prioritas analisis penyebab
masalah serta perbaikan adalah faktor quality dengan nilai eugen vector sebesar 0,70.
Selain itu, hasil analisis RCA mengidentifikasi jenis defect paling dominan berdarkan
diagram pareto yaitu kasar dengan presentase sebesar 69,74% serta kusam sebesar
15,61% dimana penyebab permasalahan defect kasar serta kusam meliputi skill operator
yang belum merata, setting mesin yang tidak tepat, kurangnya proses sanding, tekanan
yang tidak sesuai saat proses buffing, kurang atau kelebihan waks, dan kurangnya
kebersihan lingkungan kerja. Sebagai solusi, diberikan usulan perbaikan berupa pelatihan
intensif untuk operator, maintenance mesin rutin, serta koordinasi dengan section
sebelumnya untuk mengganti abrasive lebih tajam, dan peningkatan kebersihan area
kerja.
Collections
- Industrial Engineering [2321]