Show simple item record

dc.contributor.authorNasution, Dayana
dc.date.accessioned2024-05-15T02:58:14Z
dc.date.available2024-05-15T02:58:14Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/49269
dc.description.abstractLatar Belakang: Penyakit kardiovaskular saat ini masih terus menjadi penyebab utama gangguan kesehatan dan kematian pada pasien dengan diabetes mellitus, baik di Indonesia maupun dunia. Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic yang ditandai dengan hiperglikemia yang berkaitan dengan kemampuan tubuh dalam menghasilkan atau menggunakan insulin. Berdasarkan riskesdas 2018, Yogyakarta merupakan provinsi ke 3 dengan kasus diabetes terbanyak di Indonesia yaitu 3,1%. Pemeriksaan yang paling absah adalah HbA1c dengan meliputi beberapa parameter yaitu microalbumin, ureum, dan kreatinin. DM Tipe 2 dikaitkan dengan kejadian diabetes nefropati sehingga pentingnya untuk skrining kesehatan melalui pemeriksaan tersebut dan pemeriksaan mikroalbumin, ureum dan kreatinin untuk deteksi disfungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan HbA1c dengan microalbumin, kadar ureum dan kreatinin pada pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Turi periode januari-desember 2022. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi data rekam media di puskesmas Turi. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus 2023. Jumlah sampel penelitian sebanyak 80 orang. Analisis statistic dinilai dengan uji Chi-Square menggunakan SPSS. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 38 pasien (84,4%) yang memiliki kadar HbA1c yang meningkat diiringi dengan kadar albumin yang juga meningkat sedangkan pada 16 pasien (45,7%) memiliki kadar HbA1c tidak meningkat dengan albumin urin yang meningkat dan didapatkan p 0.000 sehingga hal tersebut bermakna secara signifikan dan didapatkan nilai OR 6.446. Hasil penelitian pada bagian ureum menunjukkan bahwa terdapat 11 pasien (24,4%) yang memiliki kadar HbA1c yang meningkat diiringi dengan kadar ureum yang juga meningkat sedangkan pada 2 pasien (5,7%) memiliki kadar HbA1c yang tidak meningkat diiringi dengan kadar ureum meningkat dan didapatkan p 0.016 sehingga hal tersebut bermakna secara signifikan dan didapatkan nilai OR 5.338. Hasil penelitian hubungan HbA1c dengan kreatinin menunjukkan bahwa terdapat 10 pasien (22,2%) yang memiliki kadar HbA1c meningkat diiringi dengan kadar kreatinin yang juga meningkat sedangkan pada 1 pasien (2,9%) memiliki kadar HbA1c yang tidak meningkat dengan kreatinin yang meningkat dan didapatkan p 0.024 sehingga menunjukkan bahwa bermakna secara signifikan dan didapatkan nilai OR 9.714. Hasil penelitian hubungan HbA1c dengan eGFR tidak bermakna signifikan dengan p-value 0,875. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar HbA1c dengan microalbumin, ureum, dan kreatinin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Turi periode Januari – Desember 2022en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDiabetes Melitusen_US
dc.subjectMikroalbuminuriaen_US
dc.subjectUreumen_US
dc.subjectKreatinin dan eGFRen_US
dc.titleHubungan Antara Kadar HBA1C dengan Mikroalbuminuria, Kadar Ureum Kreatinin dan EGFR pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Turi Periode Januari – Desember 2022en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM20711088


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record