dc.description.abstract | Kinerja perusahaan adalah produktivitas perusahaan dalam melakukan
kegiatan, atau kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan dalam melakukan
kegiatan untuk menghasilkan suatu produk yang dapat memberikan nilai terhadap
perusahaan.
Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan
bahwa sebuah perusahaan dengan pengukuran-pengukuran melalui standar tertentu
akan mampu memberikan hasil yang memuaskan, setidak-tidaknya bagi pemilik
saham maupun karyawan perusahaan.
Metode analisis yang umumnya digunakan untuk penilaian kinerja
perusahaan adalah analisis konvensional. Dalam konsep konvensional pengukuran
kinerja lebih menekankan pada laba perusahan dan arus kasnya. Namun pada
prakteknya metode analisis konvensional ini memiliki banyak kekurangan, sehinggga
kurang maksimal dalam memberikan informasi mengenai keadaan perusahaan yang
sesungguhnya.
Salah satu altematif yang digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
dari analisis konvensional adalah dengan menggunakan metode Economic Value
Added (EVA). Dengan menggunakan metode EVA, akan diperoleh nilai tambah
ekonomis suatu perusahaan yang secara konsep, nilai ini berbeda dengan nilai yang
dihasilkan oleh alat analisis konvensional (analisis rasio). Secara ringkas analisis
dengan menggunakan metode EVA walaupun perusahaan memperoleh laba yang
tinggi dan memiliki rasio yang positif (besar), tetapi nilai tambah ekonomis (EVA)
perusahaan tersebut belum tentu bemilai positif, begitu juga sebaliknya walaupun
xv
perusahaan mengalami kerugian dan memiliki nilai-nilai rasio yang negatif (kecil)
tetapi nilai tambah ekonomis perusahaan tersebut dapat bemilai positif. Hal ini
dikarenakan unsur biaya modal.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29perusahaan manufaktur
yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta. | en_US |