Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi dan Matos Terhadap Nilai CBR dan Swelling Tanah Lempung
Abstract
Dalam pekerjaan konstruksi, tanah memiliki peran untuk menerima dan menopang beban
yang ada di atasnya. Diperlukan tanah dengan daya dukung yang baik untuk memenuhi peran
tersebut. Tanah lempung memiliki sifat tanah yang kurang baik, seperti daya dukung rendah dan
potensi kembang susut yang tinggi. Dengan sifat kembang susut yang tinggi, tanah akan
mengalami pengembangan dan menjadi lunak saat kadar air meningkat. Sebaliknya, pada keadaan
kering tanah akan menjadi sangat keras. Untuk menggunakan tanah lempung sebagai dasar
konstuksi, perlu dilakukan usaha perbaikan dengan cara stabilisasi tanah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sifat fisik dan klasifikasi tanah serta pengaruh penambahan variasi abu sekam
padi dan matos terhadap nilai CBR dan potensi pengembangan (swelling) pada tanah yang berasal
dari daerah Setran, Sumber Arum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini terdiri atas pengujian sifat fisik tanah, pengujian CBR pada kondisi unsoaked
dan soaked, dan swelling. Pengujian CBR menggunakan variasi bahan tambah 3%, 6%, dan 9%
abu sekam padi serta 4% matos. Pengujian CBR Unsoaked dilakukan pada benda uji dengan masa
pemeraman 1, 7, dan 10 hari. Sedangkan CBR Soaked melalui masa pemeraman selama 10 hari
dan masa perendaman 4 hari. Selama masa perendaman, dilakukan pengujian swelling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi AASHTO dan USCS,
klasifikasi tanah adalah kelompok A-7-5 dan OH. Tanah lempung dengan sifat sedang hingga
buruk serta tanah organik dengan plastisitas sedang hinnga tinggi. Pengujian sifat fisik tanah
menunjukkan bahwa tanah memiliki nilai kadar air sebesar 41,148%, berat volume sebesar
2,267%, berat jenis sebesar 2,501. Pada pengujian batas konsistensi, nilai batas cair sebesar
52,875%, batas plastis sebesar 38,396%, batas susut sebesar 27,829%, dan indeks plastisitas
sebesar 14,441%. Pada sampel tanah asli, nilai CBR unsoaked sebesar 5,792% dan nilai CBR
soaked sebesar 1,761%. Berdasarkan pengujian CBR Unsoaked, penambahan 9% abu sekam padi
dengan masa pemeraman 10 hari memiliki nilai 20,294%, sedangkan pada 10 hari pemeraman
dengan campuran 9% abu sekam padi dan 4% matos diperoleh nilai tertinggi sebesar 25,020%.
Sementara pada CBR Soaked, nilai tertinggi diperoleh pada campuran 9% abu sekam padi dan 4%
matos, yaitu sebesar 2,919%. Pada pengujian swelling, nilai swelling tanah asli diperoleh sebesar
3,259%. Penambahan 9% abu sekam padi dan 4% matos menyebabkan penurunan nilai swelling
menjadi 1,184%.
Collections
- Civil Engineering [4239]