Penyusunan Jadwal Induk Produksi Pada Perusahaan Make To Order
Abstract
Di Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk menunjang kebutuhan pembangunan yaitu beton ready mix. Beton ready mix adalah beton segar yang belum mengalami proses
pengikatan dan pengerasan yang diproduksi di batching plant dengan penambahan
bahan kimia dan kemudian dikirim ke lapangan dengan menggunakan truck mixer.
Keunggulan dari beton ready mix yaitu memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan beton konvensional, memiliki waktu yang efisien untuk pengecoran yang
memiliki skala besar, dan mutu lebih terjamin dengan komposisi dan kualitas pengadukan yang konsisten. PT. Jombor Permai Indah (PT. JPI) adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beton ready mix dan memiliki sistem make to order.
Masalah yang terjadi pada perusahaan yaitu terdapat keterlambatan pengiriman ke
konsumen. Jika hal tersebut masih berlangsung dalam jangka panjang maka akan
berdampak kepada kepuasan konsumen. Dengan adanya masalah tersebut maka pihak
perusahaan perlu melakukan perhitungan Jadwal Induk Produksi (JIP) dimana
perusahaan akan memproduksi bahan setengah jadi yang diolah dari bahan mentah.
Tujuan perhitungan tersebut yaitu agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman ke
konsumen secara terus menerus. Data yang diperlukan untuk melakukan penyusunan
JIP yaitu data quantity on hand, lead time, dan policy order. Setelah dilakukan
pengumpulan data tersebut, langkah pertama yaitu melakukan perhitungan project on
hand, kemudian dapat ditentukan JIP quantity dan JIP start. Hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa material mentah yang akan diolah
menjadi material setengah jadi untuk abu batu akan diproduksi sebesar 37,9 kg untuk
periode pertama, 47 kg untuk periode kedua, 34,70 kg untuk periode ketiga, 39,66 untuk
periode keempat dan 34,82 kg untuk periode kelima. Sedangkan untuk material split
akan diproduksi sebesar 63 kg untuk periode pertama, 74,15 kg untuk periode kedua,
60,85 kg untuk periode ketiga, 67,83 kg untuk periode keempat, 50,65 kg untuk periode
kelima. Setelah dilakukan perhitungan JIP didapatkan bahwa terdapat penurunan
inventory sebesar 51% untuk material abu batu dan 49% untuk material split.
Collections
- Industrial Engineering [2224]