Show simple item record

dc.contributor.authorArtati, Hanindya Kusuma
dc.date.accessioned2024-03-25T03:14:40Z
dc.date.available2024-03-25T03:14:40Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/48541
dc.description.abstractWilayah Indonesia merupakan zona rawan bencana alam terutama gempa bumi dikarenakan adanya pertemuan empat plat tektonik yaitu Plat Eurasia, Plat Indo-Australia, Plat Pasifik, dan Plat Philipine Bock (2003). Salah satu Pulau di Indonesia yang berada pada pertemuan plat tersebut adalah Pulau Sulawesi. Akibat pertemuan plat tersebut terjadi deformasi baik dalam bentuk sesar geser (strike slipe fault) maupun sesar naik (thrust fault), sesar aktif tersebut menyebabkan bencana Gempa Bumi, seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah pada tahun 2018, yang diikuti dengan fenomena likuefaksi. Likuefaksi mengakibatkan kerusakan dibeberapa daerah antaralain Jono Oge, Petobo, Sibalaya dan Balaroa, serta kerusakan fasilitas umum seperti RSU Anutapura di Kota Palu. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi likuefaksi yang terjadi dengan mengetahui terlebih dahulu perilaku tanah di Kota Palu menngunakan pendekatan state parameter. Pada penelitian ini pendekatan dilakukan berdasarkan Codes dari SNI1726-2019, Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA) dan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) untuk mengetahui lebih lanjut Cyclic Stress Ratio (CSR). Sedangkan kerentanan likuefaksi dari Cyclic Resistance Ratio (CRR) dihitung menggunakan data CPT dan SPT dari pengujian di lapangan. Sedangkan untuk mengetahui perilaku tanah dilakukan pengujian Consolidated Undrained (CU) dengan variasi fines content 2%, 5%, 9%, 13% dan 17%. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh garis steady state di Kota Palu, yang digunakan untuk memperoleh nilai state parameter sebagai alat ukur kerentanan likuefaksi. Pendekatan state parameter juga dilakukan dengan metode empiris dan grafik dari Been dan Jeffries (1988) serta Farrar (1986) yang telah dikembangkan oleh Rahardjo (1989). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan perilaku tanah di Kota Palu khususnya Wilayah RSU Anutapura merupakan pasir dengan butiran halus kategori tanah pasir berlanau yaitu Silty Sand (SM), dengan persamaan Steady State Line 𝜆𝑠𝑠 ൌ -1.389 D50 - 0.075 Cu + 1.281. Sedangkan hasil analisis percepatan maksimum di permukaan berdasarkan Codes diperoleh sebesar 0.26102g, DSHA diperoleh percepatan maksimum di permukaan sebesar 0.288664g dan dengan analisis PSHA diperoleh percepatan maksimum di permukaan sebesar 0.200g. Sehingga analisis potensi likuefaksi berdasarkan hasil perhitungan state parameter dari Farrar (1986) dan Been dan Jeffries (1988) serta Rahardjo (1989) maka tanah tersebut termasuk berpotensi likuefaksi. Begitu pula analisis yang dilakukan berdasarkan data CPT dan SPT menghasilkan hasil yang sama yaitu tanah di lokasi RS Anutapura memiliki kerentanan terhadap likuefaksi dengan Cyclic Stress Ratio sebesar pada 55.25%. – 61% dari hasil Simplified Seed (1971).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectState Parameteren_US
dc.subjectSteady State Lineen_US
dc.subjectAnalisis Dinamika Tanahen_US
dc.subjectLikuefaksien_US
dc.titlePotensi Likuefaksi Menggunakan Pendekatan State Parameter Berdasarkan Percepatan Maksimum Permukaan Tanah Akibat Gempa Hasil Codes, Deterministic and Probabilistic Seismic Hazard Analysis (Studi Kasus: Gempa Palu, Sulawesi Tengah, M 7.4, 28 September 2018)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM17934003


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record